“Bu guru, kapan pulangnya?”, seru R
kepada bu gurunya. Masih di waktu yang sama,
ada anak yang bertanya kepada bu guru kapan istirahatnya?. Ada pula anak yang mengobrol
dan tertawa bersama temannya, ada pula yang berlari-larian sambil
menjahili temannya ketika bu guru sedang menjelaskan materi belajar.
Begitulah kondisi kelas yang dikeluhkan seorang guru Taman
Kanak-Kanak (TK). Guru TK tersebut mengeluhkan bahwa susah sekali mengendalikan
anak-anak di kelasnya. Suasana ketika belajar sungguh meriah bukan karena
keaktifan anak-anak dalam berproses saintifik, tapi karena asyik dengan
aktifitas mereka sendiri.
Menjawab sekaligus
mendiskusikan keluhan tersebut, tak bisa
dipungkiri, anak-anak memang terlahir dengan begitu aktif dan rasa ingin tahu
yang mendalam terhadap suatu hal. Kecenderungan
anak ada yang tertarik dengan hal-hal
visual, ada yang belajar dengan gaya audio dan kinestetik.
Pada pembelajaran di PAUD / TK yang terpenting adalah menumbuhkan kesenangan belajar pada anak
ketika berproses saintifik, bukan
menekankan pada penguasaan materi karena penilaian pada PAUD merujuk
pada tahap perkembangan.
Untuk mencapai standar tingkat pencapaian perkembangan anak (STPPA)
maka diperlukan media belajar yang bisa
menarik perhatian dan membuat anak senang belajar. Senang belajar dapat diamati dari betahnya anak menyimak
dan berinteraksi dengan guru ketika proses belajar berlangsung, kemudian terciptanya suasana riuh anak-anak dalam proses saintik seperti mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar (mengasosiasikan), mengkomunikasikan apa yang
disampaikan oleh guru di kelasnya.
Sungguh senang bila dapat tercipta kondisi tersebut dikelas PAUD.
Lalu, bagaimana memfasilitasi
terciptanya kondisi tersebut? “Mau tidak mau guru harus mau” dan “bisa tidak
bisa guru harus bisa” berupaya menyenangkan anak di kelas dengan media belajar
yang menarik. Media belajar yang menarik adalah yang bisa membuat anak didik
focus dan konsentrasi terhadap sumber belajar. Media belajar belajar yang baik
adalah yang bisa menstimulus perkembangan
anak.
Salah satu media belajar yang bisa menstimulus anak agar tercapai
STPPA adalah penggunaan media audio visual dengan unsur kinestetik di dalamnya,
Artinya, media belajar yang membuat anak
mendengar dan melihat namun juga ada
unsur gerak yang dilakukan anak
ketika belajar. Contoh media
belajar audio visual antara lain melalui perangkat computer yang disambungkan
ke proyektor sehingga gambar yang dihasilkan akan terpantul maksimal, ini
berlaku untuk kelas PAUD dengan jumlah banyak anak didik di kelasnya. Apabila
jumlah anak didik sedikit maka bisa dilakukan dari komputer atau laptop. Anak
dapat mengamati perangkat hardware tersebut dengan posisi duduk atau lesehan
membentuk setengah lingkaran. Dari pantulan gambar, maka anak akan makin
tertarik untuk mengamati materi pembelajaran yang disampaikan.
Selanjutnya
dalam tahap menanya, mengumpulkan
informasi, menalar (mengasosiasikan), mengkomunikasikan, guru memfasilitasi
dalam tiap kelas setelah sesi media audio visual selesai. Disini guru bisa
memperlihatkan alat peraga riil agar anak makin jelas dan ditambahkan pula
dengan permainan kinestetik yang menarik sebagai penguat informasi agar makin
tertanam di memori anak. Inilah teorinya! Dan rupanya sayapun hanya pandai berteori dan masih harus terus belajar agar menjadi guru yang bisa bikin betah anak-anak di kelas. Semoga bermanfaat
dan salam edukasi ramah anak ! https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi0hJz3kvbYAhXJP48KHacIAtEQjRwIBw&url=http%3A%2F%2F702011165.blogspot.com%2Fp%2Fkonsep-animasi-konsep-animasi-animasi.html&psig=AOvVaw2Q5wL0fzUufrcEGl7dsCrs&ust=1517073795435338