Judul :
101 Dosa Penulis Pemula
Penulis :
Isa Alamsyah
Halaman :
336 Halaman
Tahun Terbit :
2015
Penerbit :
Asma Nadia Publishing House
ISBN :
978-602-9055-28-3
Tidak ada penulis
yang sempurna. Setiap penulis pasti pernah melakukan dosa (baca: kesalahan)
dalam proses kreatif menulis. Banyak sekali dosa yang dibuat penulis, bahkan
penulis yang sudah expertpun terkadang kepleset melakukan dosa
kepenulisan. Dari berbagai pelanggaran para penulis ini, selalu khas
pelanggarannya. Sehingga terangkumlah 101 dosa penulis pemula ini.
Dalam buku ini
dijelaskan bahwa ada dua cara belajar kepenulisan. Cara pertama adalah memberi
tahu bagaimana menulis yang baik dengan berbagai teori. Metode ini lazim
dilakukan di sekolah dan lembaga pendidikan. Cara yang kedua adalah belajar
dari kesalahan sendiri atau orang lain sehingga terhindar dari kesalahan yang
sama. Metode diterapkan secara alamiah dalam kehidupan. Dari jatuh, seorang
anak belajar berdiri, berjalan dan berlari. Dari gagal, kita belajar untuk
sukses. Dari masalah, kita berpikir mencari solusi. Dari mengetahui dosa-dosa
dalam menulis, kita mengerti bagaimana menulis dengan benar dan menarik..
Lalu apa saja 101
dosa penulis pemula? Buku ini terdiri dari 16 bagian pelanggaran penulis. Tiap
bagiannya terdiri dari beberapa dosa atau pelanggaran. Seperti pada bagian satu
yaitu dosa utama penulis pemula tentang pengulangan kata atau gaya yang sama,
terdiri dari 5 pelanggaran serangan aku, anda, nama, kata sama dan
kecenderungan pada gaya yang sama. Maksudnya adalah setiap penulis pemula pasti
selalu menulis kata “aku” yang berulang dalam tiap kalimatnya. Hal ini merupakan
bentuk ketidakefektifan menulis. Padahal penulisan “aku” dalam sebuah kalimat
cukup 2-3 kali saja agar enak dibaca dan lebih bernas. Bagaimana cara
mengurangi kesalahan serangan aku ini? Setiap selesai menulis, coba teliti
berapakah kata aku yang sudah ditulis? Buang sebanyak mungkin dan tinggalkan 2
atau 3 kata aku saja dalam tiap kalimatnya. Syukur-syukur hanya satu kata aku
dalam tiap kalimatnya. Begitupun tips untuk menghindari serangan anda, kamu,
nama, kata yang sama.
Ada yang menarik
yaitu tentang opening pada bagian 5. Setelah menemukan ide, penulis akan
mulai mencari judul yang pas (ini boleh dilakukan di awal ataupun di akhir
menulis). kemudian membuat opening dalam
naskah. Opening adalah gerbang pembuka sebuah tulisan. Jika judul bisa menjadi
daya tarik yang mendorong orang mau membaca sebuah tulisan, maka opening adalah
pemikat yang membuat seseorang ma uterus membaca sebuah karya (Halaman 66).
Dosa pada opening ada 8 yaitu: biasanya opening menggambarkan
tentang cuaca. Contoh : angin berhembus, hujan gemericik, ombak menggulung.
Memang opening semacam ini tidak salah asalkan masih bagian dari tulisan
yang perlu diketahui pembaca. Kemudian opening
yang bertele-tele, tidak menggebrak, membocorkan, tidak kuat, tidak membuat
penasaran, tidak variatif inilah yang harus dihindari.
Hal menarik
lainnya yaitu di akhir buku ini (bagian 12) mengajak para penulis untuk
menyiapkan mental dan sikap penulis. Seorang penulis itu harus bermental baja,
tidak baperan dalam menerima kritik dan saran, tidak cepat puas, harus
mempunyai motivasi yang kuat. Tujuan mempunyai motivasi yang kuat dalam menulis
adalah agar kita mampu bertahan, tetap produktif menulis. Ada berbagai macam alasan mengapa kita
menulis, antara lain ingin mendapatkan keuntungan financial dunia maupun
akhirat, tenar, eksis. Maka temukanlah motivasi Anda sekarang untuk tetap
menjadi penulis yang produktif tak sekedar sebagai hobi atau kesukaan! Selamat
bergulat di dunia menulis!
Resensi ini dimuat di kupasanbuku.com