"Adik, ini
membuat apa?”, Tanya bunda kepada anaknya. “Kata bu guru, ini menganyam. Tapi
aku takut buatnya, takut sobek. Jadi, bu guru yang mengerjakan”, jawab anak kecil
tersebut dengan polosnya.
Pernah mengalami hal tersebut? Bu
guru di PAUD mungkin sering mengalami kesulitan ketika mengajarkan ketrampilan
menganyam pada anak usia dini. Ketrampilan ini untuk menstimulus perkembangan motorik
halus anak. Lalu bagaimana cara menstimulusnya? Yuk, kita ulas bersama.
Terkait
perkembangan motorik halus, salah satu standar tingkat perkembangannya yaitu mengontrol
gerakan tangan yang menggunakan otot halus
bagi anak usia 4-5 tahun. Contoh
kegiatannya seperti menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir,
memilin, memeras dan juga menganyam.
Menganyam
termasuk ke dalam kegiatan seni kriya (contoh seni kriya lainnya yaitu membatik, mengukir, merenda. Dahulunya, menganyam ini
banyak terdapat di desa-desa yang tumbuh industri kerajinan sebagai peralatan
rumah tangga (bakul, tampah, keranjang, saringan kelapa, kursi rotan, tempat
buah-buahan).
Media bahan untuk anyaman tradisional sangat banyak
macamnya. Sehingga bagi AUD, akan sangat
bervariatif apabila kita sebagai guru maupun orang tua mengenalkan bahan anyam
tradisional tersebut, namun jangan lupa untuk memilihkan bahan menganyam yang
aman bagi anak.
Berikut
beberapa bahan anyam tradisional aman yang bisa kita
pilihkan bagi AUD. Seperti:
a. Bambu tali
Bambu tali merupakan bambu yang
mempunyai kualitas paling baik dibanding bambu jenis lain. Bambu ini sangat
lentur, kuat, tidak mudah putus dan patah.
b. Rotan hinis
Rotan ini banyak dijual pada toko
material bangunan. Rotan ini juga dipakai sebagai bahan pengikat dan
pelengkap pada seni kerajinan lain.
c. Rotan pirit
Rotan ini digunakan untuk jenis anyaman
silinder dengan berbagai teknik diantaranya untuk anyaman membelit dengan pakan
tunggal dan ganada misalnya keranjang.
d. Pandan
Jenis daun yang banyak tumbuh dipinggir
sungai dan termasuk tumbuhan liar. Agar dapat digunakan bahan anyaman daun
pandan harus diserat sehingga menjadi lebih kecil dan harus dikeringkan dengan
cara dijemur.
e. Mendong
Jenis rumput-rumputan yang sengaja
ditanam untuk dipersiapkan sebagai bahan anyaman. Untuk bahan kerajinan
anyam,mendong harus dikeringkan terlebih dahulu dan dilumuri dengan abu. Mendon
dapat dipakai sebagai bahan kerajinan anyam berupa tas, topi, tikar.
f. Blarak/janur
Blarak adalah daun kelapa yang sudah
tua banyak tumbuh didaerah tropis. Sedangkan janur daun kelapa yang mudah.
Bahan ini harus dipisahkan dahulu dari lidinya sebelum dijadikan bahan
kerajinan anyaman. Blarak/janur digunakan untuk membuat ketupat,tas,topi,atap.
g. Kertas
Dapat dipakai untuk karya mainan di
tingkat Taman Kanak-kanak. Kertas yang dipakai untuk bahan anyaman harus kertas
yang kuat agar tidak mudah
putus.
h. Plastik
Bahan anyaman yang telah dirancang
untuk bahan anyaman. Plastik sebagai bahan anyaman banyak dijual di toko-toko
alat tulis.
i. Karet
Bahan ini banyak dijumpai di toko alat
tulis dengan bentuk lembaran-lembaran, sehingga apabila akan dipakai harus
dipotong-potong menggunakan gunting.
j. Kain atau flanel
Kain atau flannel dianggap lebih aman dan praktis. Cara
penggunaan pemotongannya sama dengan kertas dan karet.
k. Daun pisang
Daun pisang yang masih lembaran dan
telah dipisahkan dari pelepahnya dapat dijadikan suwiran hingga menjadi
lembaran kecil-kecil.
TEKNIK KERAJINAN MENGANYAM UNTUK AUD
Sebelum menganyam,kita siapkan
terlebih dahulu bahan anyaman karena
tidak langsung siap tetapi melalui
proses persiapan dahulu walaupun sebenarnya masih merupakan
bahan. Contoh: Bahan janur harus dilepas lidinya agar dapat dianyam,
kertas harus dipotong terlebih dahulu menjadi lembaran panjang yang lebarnya
kurang lebih 0,5-1 cm.
Kertas/kain/flanel
digunakan sebagai bahan untuk menganyam. Bahan dari Kertas/kain/flanel cukup
aman bagi AUD. Untuk dijadikan bahan anyaman harus dipotong terlebih dahulu
seperti halnya karet.
Kertas
untuk bahan anyaman sebaiknya dipergunakan kertas karton atau kertas yang agak
tebal, supaya memudahkan dalam melakukan penganyaman. Sebelum Kertas/kain/flanel
dipotong sebaiknya diukur dulu barapa lebar dan panjang yang dikehendaki,
dengan menggarisi dulu baru dipotong pada garis-garis yang sudah diukur.
Sedotan Plastik yang bentuknya
memanjang dapat juga
di pergunakan
sebagai bahan kerajinan anyaman. Bahan ini cukup aman untuk di berikan kepada
kegiatan kerajinan menganyam di tingkat di lembaga PAUD
Bentuk anyaman, jika di perhatikan model anyaman itu
terdiri dari beberapa macam,diantaranya Anyaman datar,yang terdiri dari; 1.Motif
lurus, 2.Motif biku/serong, 3.Motif truntum
Yang perlu dilakukan dalam
pembelajaran kerajianan menganyam, diantaranya:
·
Perlihatkan beberapa
anyaman yang sudah jadi. Tugas anak adalah mengamati secara seksama mengenai
macam-macam bentuk, warna, tekstur kemudian siswa akan menyerap yang akhirnya
akan menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan.
· Setelah anak
mengamati objek karya anyaman maka dilanjutkan mengamati susunannya yang diteruskan
pula untuk menganalisis
kondisi karakter objek.
Selanjutnya anak diminta untuk mengungkapkan kepada gurunya tentang hasil
pengamatan terhadap susunan anyaman (teknik anyaman tersebut) hadapkan langsung
dengan meraba objek.
· Meraba sambil mengamati karya
anyam atau media bahan untuk dirasakan, guru mengetahui karakter tekstur
tentang media daun, iratan bambu, guntingan kertas, guntingan karet,
janur dan lain sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk latihan
merespons pengalaman sensori. Maka sensasi yang ditimbulkan akibat rabaan
tersebut dapat membangkitkan berbagai tanggapan atau kesan terhadap apa yang
mereka hadapi yang akhirnya siswa tersebut mampu belajar memutuskan melalui
sikapnya.
Kerajinan
menganyam dapat dikatakan berhasil apa bila anak dapat menghasilkan karya
anyaman. Keterampilan dalam menggunakan alat (menggunting kertas, menggunting,
karet, dan lain-lain) sangat dibutuhkan di samping mempermudah dan
memperlancar, kegiatan ini juga merupakan keterampilan motorik yang tidak kalah
penting manfaatnya bagi perkembangan anak. Derajat kesulitan dalam
mempraktikkan kerajinan anyam pada siswa Anda hendaknya memulai dari tingkatan
yang paling rendah menurut kemampuan anak. Anda memberikan contoh dengan cara
menuntun proses, urutan berkarya yang kemudian diikuti oleh anak dengan cara
satu persatu. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh dua guru, yaitu satu guru
memperagakan guru satunya lagi menuntun sambil memeriksa satu persatu. Dibawah
ini akan diberikan contoh beberapa cara menganyam:
· Anyaman Sasag
Anyaman ini adalah teknik susup
menyusup antara pakan dan lungsi dengan langkah satu-satu.Artinya angkat satu
dan di tinggal satu (dengan rumus AI, TI, AI …. Dan seterusnya, kemudian
diatasnya TI, AI, TI …. Dan seterusnya).
· Anyaman Bervariasi Polos
Anyaman ini dengan teknik susup
menyusup antara pakan dan lungsi, tetapi berselang dua-dua.Artinya lungsi
diangkat dua dan ditinggal dua begitu seterusnya kearah samping.Untuk kegiatan
pembelajaran menganyam pada anak usia dini agar lebih aman Anda dapat
menggunakan media bahan; daun pisang yang telah disobek kecil-kecil
selebar kurang lebih 1cm, janur yang di irat menjadi kecil-kecil yang lebarnya
kira-kira 1cm, kertas yang digunting memanjang yang lebarnya kira-kira 1cm,
lembaran karet yang lebarnya kira-kira 1cm
Terkait manfaat
menganyam bagi anak usia ini, antara lain: 1) AUD mampu untuk bekerjasama
dengan temanya, 2) menstimulus jiwa seni anak, 3) melatih sisi kognitif AUD, 4)
Melatih keberanian secara spontanitas dan terampil menggunakan berbagai macam
media sebagai sarana mengekspresikan perasaan yang dimilikinya, 5) menstimulus
kreatifitas (Proses kemampuan menunjukkan ketrampilan seni disebut sebagai
kreativitas). Bisa juga kreativitas diartikan dengan kemampuan mencipta,
kemampuan menanggapi persoalan, kemampuan berpikir, dan kemampuan menyesuaikan
diri, 6) melatih imajinasi anak, 7) menstimulus kepekaan anak untuk mencipta
bentuk anyaman baru, baik perpaduan warnanya maupun ukuran, bentuk, 8) meltih
ketrampilan motorik halus yang sangat efektif dalam ketrampilan menuliis atau
ketrampilan lainnya.
Jadi, sangatlah tepat kegiatan menganyam dilaksanakan di PAUD.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para Guru PAUD. Semangat berkreasi!
Daftar
Rujukan
Affandi
& Dewobroto.(2004). Menegenal Seni Rupa Anak .yogyakarta:Gama
Media
Abdulhamid.(1995).Pengantar
Estetika.Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Pustaka. Kementerian Malaysia.
Cut
Kamaril dkk. (2007).Pendidikan Seni Rupa Dan Kerajinan Tangan .Jakarta:
Universitas Terbuka.
Dedi Nurhadiah. ( 1991) .
Seni Rupa Teori Dan Praktik.Bandung :Internusa.
Oho
Garha. (1983). Seni Rupa , Media Pengajaran Dengan Kreativitas .
Jakarta : Depdikbud.