Selasa, 18 Desember 2018

Menganyam Asyik Bersama Anak PAUD


   "Adik, ini membuat apa?”, Tanya bunda kepada anaknya. “Kata bu guru, ini menganyam. Tapi aku takut buatnya, takut sobek. Jadi, bu guru yang mengerjakan”, jawab anak kecil tersebut dengan polosnya.
            Pernah mengalami hal tersebut? Bu guru di PAUD mungkin sering mengalami kesulitan ketika mengajarkan ketrampilan menganyam pada anak usia dini. Ketrampilan ini untuk menstimulus perkembangan motorik halus anak. Lalu bagaimana cara menstimulusnya? Yuk, kita ulas bersama.
   Terkait perkembangan motorik halus, salah satu standar tingkat perkembangannya yaitu mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot halus  bagi anak usia  4-5 tahun. Contoh kegiatannya seperti menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras dan juga menganyam.
                  Menganyam termasuk ke dalam kegiatan seni kriya (contoh seni kriya lainnya yaitu    membatik, mengukir, merenda. Dahulunya, menganyam ini banyak terdapat di desa-desa yang tumbuh industri kerajinan sebagai peralatan rumah tangga (bakul, tampah, keranjang, saringan kelapa, kursi rotan, tempat buah-buahan).
Media bahan untuk anyaman tradisional sangat banyak macamnya. Sehingga bagi AUD, akan sangat bervariatif apabila kita sebagai guru maupun orang tua mengenalkan bahan anyam tradisional tersebut, namun jangan lupa untuk memilihkan bahan menganyam yang aman bagi anak.
            Berikut beberapa bahan anyam tradisional aman yang bisa kita pilihkan bagi AUD. Seperti:
a.       Bambu tali
Bambu tali merupakan bambu yang mempunyai kualitas paling baik dibanding bambu jenis lain. Bambu ini sangat lentur, kuat, tidak mudah putus dan patah.
b.      Rotan hinis
Rotan ini banyak dijual pada toko material bangunan. Rotan ini juga dipakai sebagai bahan pengikat dan pelengkap  pada seni kerajinan lain.
c.       Rotan pirit
Rotan ini digunakan untuk jenis anyaman silinder dengan berbagai teknik diantaranya untuk anyaman membelit dengan pakan tunggal dan ganada misalnya keranjang.
d.      Pandan
Jenis daun yang banyak tumbuh dipinggir sungai dan termasuk tumbuhan liar. Agar dapat digunakan bahan anyaman daun pandan harus diserat sehingga menjadi lebih kecil dan harus dikeringkan dengan cara dijemur.
e.       Mendong
Jenis rumput-rumputan yang sengaja ditanam untuk dipersiapkan sebagai bahan anyaman. Untuk bahan kerajinan anyam,mendong harus dikeringkan terlebih dahulu dan dilumuri dengan abu. Mendon dapat dipakai sebagai bahan kerajinan anyam berupa tas, topi, tikar.
f.       Blarak/janur
Blarak adalah daun kelapa yang sudah tua banyak tumbuh didaerah tropis. Sedangkan janur daun kelapa yang mudah. Bahan ini harus dipisahkan dahulu dari lidinya sebelum dijadikan bahan kerajinan anyaman. Blarak/janur digunakan untuk membuat ketupat,tas,topi,atap.
g.      Kertas
Dapat dipakai untuk karya mainan di tingkat Taman Kanak-kanak. Kertas yang dipakai untuk bahan anyaman harus kertas yang kuat agar tidak mudah putus.
h.      Plastik
Bahan anyaman yang telah dirancang untuk bahan anyaman. Plastik sebagai bahan anyaman banyak dijual di toko-toko alat tulis.
i.        Karet
Bahan ini banyak dijumpai di toko alat tulis dengan bentuk lembaran-lembaran, sehingga apabila akan dipakai harus dipotong-potong menggunakan gunting.
j.        Kain atau flanel
Kain atau flannel dianggap lebih aman dan praktis. Cara penggunaan pemotongannya sama dengan kertas dan karet.
k.      Daun pisang
Daun pisang yang masih lembaran dan telah dipisahkan dari pelepahnya dapat dijadikan suwiran hingga menjadi lembaran kecil-kecil.

TEKNIK KERAJINAN MENGANYAM UNTUK AUD
Sebelum menganyam,kita siapkan terlebih dahulu bahan anyaman karena tidak langsung siap tetapi melalui proses persiapan dahulu walaupun sebenarnya masih merupakan bahan.  Contoh: Bahan janur harus dilepas lidinya agar dapat dianyam, kertas harus dipotong terlebih dahulu menjadi lembaran panjang yang lebarnya kurang lebih 0,5-1 cm.
Kertas/kain/flanel digunakan sebagai bahan untuk menganyam. Bahan dari Kertas/kain/flanel cukup aman bagi AUD. Untuk dijadikan bahan anyaman harus dipotong terlebih dahulu seperti halnya karet.
Kertas untuk bahan anyaman sebaiknya dipergunakan kertas karton atau kertas yang agak tebal, supaya memudahkan dalam melakukan penganyaman. Sebelum Kertas/kain/flanel dipotong sebaiknya diukur dulu barapa lebar dan panjang yang dikehendaki, dengan menggarisi dulu baru dipotong pada garis-garis yang sudah diukur.
Sedotan Plastik yang bentuknya memanjang dapat juga di pergunakan sebagai bahan kerajinan anyaman. Bahan ini cukup aman untuk di berikan  kepada kegiatan kerajinan menganyam di tingkat di lembaga PAUD
Bentuk anyaman, jika di perhatikan model anyaman itu terdiri dari beberapa macam,diantaranya Anyaman datar,yang terdiri dari; 1.Motif lurus, 2.Motif biku/serong, 3.Motif truntum
Yang perlu dilakukan dalam pembelajaran kerajianan menganyam, diantaranya:
·         Perlihatkan beberapa anyaman yang sudah jadi. Tugas anak adalah mengamati secara seksama mengenai macam-macam bentuk, warna, tekstur kemudian siswa akan menyerap yang akhirnya akan menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan.
·         Setelah anak mengamati objek karya anyaman maka dilanjutkan mengamati susunannya yang diteruskan pula untuk menganalisis kondisi karakter objek. Selanjutnya anak diminta untuk mengungkapkan kepada gurunya tentang hasil pengamatan terhadap susunan anyaman (teknik anyaman tersebut) hadapkan langsung dengan meraba objek.
·         Meraba sambil mengamati karya anyam atau media bahan untuk dirasakan, guru mengetahui karakter tekstur tentang  media daun, iratan bambu, guntingan kertas, guntingan karet, janur dan lain sebagainya.  Hal ini dimaksudkan untuk latihan merespons pengalaman sensori. Maka sensasi yang ditimbulkan akibat rabaan tersebut dapat membangkitkan berbagai tanggapan atau kesan terhadap apa yang mereka hadapi yang akhirnya siswa tersebut mampu belajar memutuskan melalui sikapnya.
Kerajinan menganyam dapat dikatakan berhasil apa bila anak dapat menghasilkan karya anyaman. Keterampilan dalam menggunakan alat (menggunting kertas, menggunting, karet, dan lain-lain) sangat dibutuhkan di samping mempermudah dan memperlancar, kegiatan ini juga merupakan keterampilan motorik yang tidak kalah penting manfaatnya bagi perkembangan anak. Derajat kesulitan dalam mempraktikkan kerajinan anyam pada siswa Anda hendaknya memulai dari tingkatan yang paling rendah menurut kemampuan anak. Anda memberikan contoh dengan cara menuntun proses, urutan berkarya yang kemudian diikuti oleh anak dengan cara satu persatu. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh dua guru, yaitu satu guru memperagakan guru satunya lagi menuntun sambil memeriksa satu persatu. Dibawah ini akan diberikan contoh beberapa cara menganyam:
·         Anyaman Sasag
Anyaman ini adalah teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi dengan langkah satu-satu.Artinya angkat satu dan di tinggal satu (dengan rumus AI, TI, AI …. Dan seterusnya, kemudian diatasnya TI, AI, TI …. Dan seterusnya).
·         Anyaman Bervariasi Polos
Anyaman ini dengan teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi, tetapi berselang dua-dua.Artinya lungsi diangkat dua dan ditinggal dua begitu seterusnya kearah samping.Untuk kegiatan pembelajaran menganyam pada anak usia dini agar lebih aman Anda dapat menggunakan  media bahan; daun pisang yang telah disobek kecil-kecil selebar kurang lebih 1cm, janur yang di irat menjadi kecil-kecil yang lebarnya kira-kira 1cm, kertas yang digunting memanjang yang lebarnya kira-kira 1cm, lembaran karet yang lebarnya kira-kira 1cm
Terkait manfaat menganyam bagi anak usia ini, antara lain: 1) AUD mampu untuk bekerjasama dengan temanya, 2) menstimulus jiwa seni anak, 3) melatih sisi kognitif AUD, 4) Melatih keberanian secara spontanitas dan terampil menggunakan berbagai macam media sebagai sarana mengekspresikan perasaan yang dimilikinya, 5) menstimulus kreatifitas (Proses kemampuan menunjukkan ketrampilan seni disebut sebagai kreativitas). Bisa juga kreativitas diartikan dengan kemampuan mencipta, kemampuan menanggapi persoalan, kemampuan berpikir, dan kemampuan menyesuaikan diri, 6) melatih imajinasi anak, 7) menstimulus kepekaan anak untuk mencipta bentuk anyaman baru, baik perpaduan warnanya maupun ukuran, bentuk, 8) meltih ketrampilan motorik halus yang sangat efektif dalam ketrampilan menuliis atau ketrampilan lainnya.
            Jadi, sangatlah tepat kegiatan menganyam dilaksanakan di PAUD. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para Guru PAUD. Semangat berkreasi!

Daftar Rujukan
Affandi & Dewobroto.(2004). Menegenal Seni Rupa Anak .yogyakarta:Gama Media
Abdulhamid.(1995).Pengantar Estetika.Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Pustaka. Kementerian Malaysia.
Cut Kamaril dkk. (2007).Pendidikan Seni Rupa Dan Kerajinan Tangan .Jakarta: Universitas Terbuka.
Dedi Nurhadiah. ( 1991) . Seni Rupa Teori Dan Praktik.Bandung :Internusa.
Oho Garha. (1983). Seni Rupa , Media Pengajaran Dengan Kreativitas . Jakarta : Depdikbud.




0 komentar:

Posting Komentar