This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 11 Desember 2017

Kala Curiosity Si Kecil Tak Bisa Dibendung




          Kali ini kisah tentang S, si kecil usia 6 tahun yang menyukai mengutak-atik mobil-mobilan atau mainan yang lainnya. Selama ini orang tuanya welcome saja dengan tingkahnya. Namun, suatu hari S memainkan HP ayahnya. S sudah terbiasa memainkan video, kamera, game dari HP. Hari itu keisengan S timbul sehingga mengutak atik format HP ayahnya. Akibatnya banyak data dari HP yang hilang. Dan, orang tuapun mulai uring-uringan menghadapi tingkah S. Ada S, ada pula H yang sama tingkahnya. Namun, kali ini H memainkan computer dan kasusnya sama seperti S yang menghilangkan data di computer. Tak hanya HP, computer bahkan lipstick, bedak, dan alat kosmetik mama pun tak lupa terjamah oleh anak – anak. 
Anak-anak dengan tingkah khasnya, memang tak bisa disalahkan. Begitulah kodrat mereka yang terlahir dengan rasa ingin tahu yang tinggi, egosentris sehingga perlu ditumbuhkan, distimulus agar perkembangan mereka sesuai yang diharapkan.
Sebagai orangtua, ketika menyikapi kekurangan dan sikap anak-anak yang belum sesuai harapan maka mau tidak mau harus dengan bijaksana dan lapang dada. Ada kekhawatiran ketika kita menyikapi dengan sikap yang reaktif maka anak akan mandeg rasa ingin tahunya, fatalnya lagi anak enggan mencoba sesuatu yang baru atau malah antipati dengan orang tuanya.
Selain itu, tetap pantau apa apa yang mereka lakukan tapi tanpa ada pembatasan gerak. Pembatasan gerak akan membuat anak tertekan dan tidak menumbuhkan kreatifitas.  Aturan yang diberikan pada anak sebaiknya lebih kepada pemberitahuan efek apa yang akan terjadi bila dimainkan tidak sesuai aturan.
Selalu tanamkan bekal pengetahuan kepada anak untuk menghindari dan mengenal hal-hal atau benda benda yang berbahaya. Hal ini sebagai upaya mengenalkan perilaku keselamatan diri pada anak. Seperti mengenalkan bahayanya colokan listrik di rumah, bahayanya menyalakan kompor ketika sendiri dan lain-lain. Pembekalan pengetahuan keselamatan diri ini bisa diberikan melalui penayangan video, simulasi di sekolah dan lain lain yang sekiranya menyenangkan bagi anak.
Namun, seyogyianya orang tua dan guru juga tetap terus mengingatkan buah hati tentang keselamatan diri secara kontinyu. Dan pastikan kondisi sekitar anak aman dari benda atau hal berbahaya. Tak lupa, tanamkan kepada si kecil untuk meminta maaf ketika melakukan kesalahan karena keingintahuannya. Hal tersebut akan membuat si kecil bertanggung jawab dengan mengajak dia memikirkan solusi untuk memperbaiki kesalahannya. Dan senantiasa dampingi terus kala anak bermain sambil menyelami karakter dan keistimewaan buah hati kita yang istimewa. Semoga bermanfaat !

Minggu, 10 Desember 2017

Sambut dan Hadapi Liburan Penuh Makna Bersama Anak - Anak





Liburan biasa dihadapi bahkan ditunggu-tunggu kedatangannya oleh anak-anak kita yang mengenyam pendidikan di suatu lembaga pendidikan, entah itu ma’had atau yang lainnya. Namun orangtua perlu waspada, agar liburan anak bukan menjadi saat-saat yang justru merugikan. Tentunya kita tak ingin liburan kali ini menjadi sia sia tanpa makna dan membuyarkan pondasi rutinitas terpuji yang sudah dibangun.
Sebenarnya masa liburan merupakan nikmat waktu luang. Oleh karena itu, seyogianya anak disadarkan akan hal ini, sehingga waktu liburan harus digunakan sebaik mungkin. Rasulullah telah memperingatkan, betapa banyak manusia yang terlalaikan dari nikmat waktu luang ini, sehingga hanya menuai kerugian belaka. Beliau bersabda, sebagaimana yang dinukilkan oleh sahabat yang mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu darinya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari no.6412)
Terkadang lemahnya kita dalam menghadapi anak, sedikitnya bimbingan dan teladan, atau kurangnya pengawasan kita menjadi salah satu di antara sekian sebab anak melewati masa liburan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan. Sekadar menghabiskan waktu dengan duduk-duduk mengobrol bersama teman, berkelana dari mal ke mal, atau menekuri acara demi acara televisi. Kadangkala pula justru orangtua yang memfasilitasi anak untuk itu, atau membiarkan anak “sedikit bersantai” dengan meninggalkan berbagai rutinitas yang terpuji.
Bagaimanapun, anak selalu membutuhkan peran kita, orangtua mereka. Termasuk saat-saat mereka menghadapi liburan.
            Lalu bagaimana agar sambut liburan menjadi lebih menyenangkan tanpa melupakan rutinitas terpuji sebelumnya? Berikut tips manajemen waktu sambut dan hadapi liburan penuh makna bersama anak-anak :
1.      Selalu gaungkan atau broadcast terus menerus ke anak anak awal dan akhir liburan. Tunjukkan secara visual melalui kalender jarak liburan yang akan mereka lewati. Kemudian visualkan pula banyaknya hari libur dengan jari jari ( bagi anak pra sekolah). Sehingga mereka paham akan banyak sedikitnya hari libur nanti.
2.      Manajemenkan waktu liburan dengan baik.
Pahamkan secara dini bahwa liburan adalah waktu bersantai yang tetap harus dilewati dengan banyak kegiatan positif seperti tetap mengaji, mengkaji pelajaran yang telah lalu, mengulang hapalan Alquran. Jadi tak melulu menonton tivi ataupun bermain main saja.
3.      Kita kenalkan ke anak bagaimana membagi waktu liburan menjadi beberapa fase.
Misal, fase awal liburan digunakan untuk membereskan buku-buku atau segala macam perlengkapan pada tahun ajaran kemarin.
Fase tengah liburan, digunakan untuk mulai membenahi keperluan tahun ajaran baru seperti membeli perlengkapan sekolah, dll. Ini dimaksudkan agar tidak perlu berepot-repot ria dan berdesak-desakan di toko perlengkapan sekolah ketika mepet masuk sekolah.
Kemudian fase akhir liburan bisa digunakan untuk lebih santai dan menikmati waktu.
Fase fase tersebut tidak menjadi patokan baku bahwa misalnya awal liburan harus dan Cuma kegiatannya membenahi perlengkapan tahun ajaran kemarin, tapi tetap ada aktifitas refreshing lainnya seperti mengunjungi sanak keluarga ataupun melancong.
4.      Tetap mengistiqomahkan kegiatan baik yang sudah menjadi kebiasaan ketika hari sekolah, seperti bangun pagi, sarapan pagi, mandi pagi dll.
5.      Ketika liburan akan berakhir siapkan mental anak untuk tetap semangat dan tanamkan bahwa menjalani rutinitas itu menyenangkan selama itu adalah rutinitas positif insyaAlloh mendatangkan pahala.
6.      Hal terakhir : Mari semangatkan diri kita terlebih dahulu sebelum menyemangati anak anak kita.
Tetap semangat sambut liburan di depan mata. Jadikan masa liburan sebagai momen untuk mulai membiasakan / mendawamkan hal hal positif. Welcome and Happy Holiday !

MENGENALKAN AIR KEPADA ANAK USIA DINI





            “Ibu, aku ga mau mandi. Aku takut hidungku kemasukan air seperti waktu berenang!”
Hal seperti ini mungkin sering kita dengar dari anak usia dini (AUD). Ucapan-ucapan berupa penolakan terhadap air, merupakan salah satu efek dari kurang maksimalnya kita sebagai orang yang lebih tua untuk mengenalkan air kepada AUD.
Padahal air  merupakan hal pokok bagi  manusia. Komponen terbanyak dari tubuh kita adalah air. Bahkan ketika masih janin, kandungan air dalam tubuh mendekati 100 persen, kemudian setelah lahir kandungan air dalam tubuh mulai berkurang menjadi 80 persen, kemudian ketika dewasa menjadi 70 persen, dan ketika sudah lanjut usia bisa menjadi 50 persen. Hal lainnya, bahwa dalam  tiap sendi kehidupan manusia membutuhkan air seperti mandi, memasak, menyiram  tanaman,gosok gigi, mencuci. 
            Terkait dengan anak usia dini (AUD), pengenalan air sangat penting agar nantinya AUD bisa menjaga kelestarian air. AUD dengan keingintahuannya dan sebagai peserta yang aktif dalam mencari pengalamannya sendiri, maka ketika AUD melihat air  ia akan mencoba sendiri mengindentifikasi terdiri dari apa, bagaimana cara kerjanya sampai ia menemukan sendiri tanpa diajari,. Dengan mengamati air  ini AUD dapat diajak memahami apa itu air, sifatnya bagaimana dan manfaat serta bahaya air. Dan juga bisa diajak berdiskusi secara sederhana bagaimana agar air tetap terjaga kebersihannya, agar tidak terjadi bahaya banjir, dll.
Adapun terkait teknik mengenalkan air kepada AUD, bisa dengan cara berikut ini:
1.      Percobaan sains sederhana
Seperti misalnya, membuat sirup/teh dari yang tadinya air putih matang menjadi manis dan berubah warna ketika dicampur gula dan sirup/teh.
Akan berbeda pula rasanya bila dicampur dengan garam sehingga AUD akan mengenal sifat air.
2.      Bercerita
Hal yang paling menyenangkan bagi AUD adalah cerita dengan alat peraga, bisa berupa boneka jari atau wayang. Dengan penuturan yang menarik, kita bisa menjabarkan tentang banyak hal seperti manfaat air, jenis air, bagaimana cara agar  hemat air, sehingga anak tidak jenuh.
3.      Pemutaran video
Melalui video, anak dengan gaya belajar audio visual akan terfasilitasi untuk melihat proses terjadi hujan, sumber-sumber air, dan tentang kesehatan tubuh dengan menjaga kebersihan air, materi-materi lain.
4.      Bernyanyi
Melaui teknik bernyanyi, kita bisa menambah nilai seni bagi AUD. Seperti dengan menyanyikan lagu tik-tik bunyi hujan, dengan nada nada di tiap bait syairnya, anak akan belajar memahami tinggi rendahnya nada selain belajar tentang hujan.

5.      Bermain
Teknik bermain ini sangat disukai anak sekaligus tidak membebani anak dalam menerima materi pembelajaran seperti simulasi bahaya banjir, simulasi menjaga kebersihan diri dan ligkungan
 Anak bisa bergerak aktif, anak bisa mengambil kesimpulan sendiri setelah permainan terkait air.
. Lakukanlah kegiatan bermain air dengan memperhatikan modalitas belajar anak seperti audio, visual, kinestetik dan tanpa paksaan. Biarkan kegiatan itu berlangsung dengan menyenangkan sehingga minat anak akan bertumbuh dan akan senang melakukan hal-hal baru tanpa terbebani. Sehingga ke depannya, kelestarian air akan lenih terjaga dengan pengetahuan AUD akan air.