This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tampilkan postingan dengan label ukara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ukara. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 November 2018

Meronce Bagi Anak Usia Dini (AUD)



“Umi, umi, aku ga  bisa menyusunnya”, seru Daus terlihat putus asa mengamati jejeran warna-warni berbentuk buah. Bunda-bunda di PAUD maupun TK pasti sering mengalami atau menemui anak seperti Daus ini. Usut punya usut ternyata Daus sedang meronce. Ohya Daus ini anak berumur 4 tahun, di kelompok A.
Meronce merupakan kegiatan rutin di PAUD untuk menstimulus motorik halus anak. Dalam permendikbud no 137 tahun 2018, motorik halus mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan  alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk. Lalu bagaimana sebenarnya urutan meronce yang benar agar mampu menstimulus kemampuan motorik halus anak? Simak paparan berikut ini.
Bila menilik definisi meronce menurut ahli, maka Sumantri (2005: 151) mengemukakan bahwa meronce adalah kegiatan pengembangan motorik halus di TK, kegiatan menguntai dengan membuat untaian dari bahan-bahan yang berlubang disatukan dengan tali atau benang. Memasukan benang atau tali kelubang-lubangnya dibantu dengan jarum atau tidak. Kegiatan meronce ditujukan untuk melatih koordinasi mata dan tangan pada anak. Untuk memperoleh hasil roncean yang menarik perlu terampil dan kreatif terampil melakukan roncean dengan lancar tanpa mendapat luka atau sakit jari. Jarum dan bahan dapat digunakan yang terdapat dilingkungan sekitar rumah atau sekolah kreatif dalam mengkombinasikan susunan roncean, garis menurut bentuknya.
Sedangkan pendapat lain dari Pamadi (2008: 9.4-9.5), Meronce adalah menata dengan bantuan mengikat komponen dengan seutas tali dengan teknik ini seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama dibanding dengan benda yang ditata tanpa ikatan, meronce menata memperhatikan bentuk, warna dan ukuran, seperti halnya irama musik yang mempunyai tingkat rendah serta keras, lunak, halus kasarnya nada dan suara, jika musik mengunakan instrument untuk menyatakan tinggi dan  rendahnya suara maka meronce akan memerlukan keterampilan sejenis itu. Meronce tidak hanya menyusun dan menata bentuk melainkan menata dengan irama.
Terkait dengan anak usia dini memiliki energi yang tinggi. Energi ini dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas guna meningkatkan keterampilan fisik yang berkaitan dengan motorik halus, seperti membentuk atau memanipulasi dari tanah liat/ lilin/ adonan, menggambar, mewarnai, menempel, menggunting, memotong, merangkai benda dengan benang (meronce). Aktivitas-aktivitas tersebut berfungsi untuk melatih koordinasi antara mata dan tangan, yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain (Sumantri, 2005: 145).           
Adapun manfaat meronce antara lain: 1) melatih konsentrasi anak, 2) mengasah ketelitian, ketekunan anak, 3) menstimulus perkembangan kognitif anak, 4) mengembangkan motorik halus anak, 5) menumbuhkan kreatifitas anak, 6) tak melulu tentang motorik halus, meronce juga bisa menstimulus ketrampilan membaca anak karena melalui meronce anak akan terampil dengan pola AB-AB, ABC-ABC sehingga memudahkan anak untuk belajar rangkaian suku kata mudah seperti ba, ca, da maupun suku kata kompleks seperti tra, tri, dwi.
Meronce bisa menggunakan berbagai bahan, seperti kertas, plastik, tanah liat, sedotan, manik-manik dan bahan alam yang tersedia di sekitar anak. Ketika melakukan kegiatan meronce, maka perlu disematkan proses saintifik di dalamnya. Seperti mengamati bahan apa saja untuk meronce, ajak anak untuk menanya apa saja yang diperlukan untuk meronce, mengumpulkan informasi cara meronce, apakah dengan pola AB-AB atau ABC-ABC. Kemudian ajak anak untuk menalar pola meronce tersebut di kehidupan sehari-hari. Ketika meronce, sebenarnya anak telah mampu berpikir urutan benda, menghapal jenis benda dan urutannya. Juga belajar merangkai dilihat dari estetis/keindahan. Selanjutnya minta anak untuk mengkomunikasikan apa yang sudah di ronce. Mengkomunikasikan bisa dalam bentuk bercerita ke keluarga atau bercerita di depan kelas.
Hasil gambar untuk pixabay-gambar manik manikTerkait pencapaian perkembangan anak, ada beberapa tahapan meronce bagi anak usia dini yaitu:
1. Tahapan meronce kelompok Play Group
     Yaitu:
    * main mengosongkan/mengisi seperti bermain congklak, ini bertujuan agar jari-jari anak makin  terampil sehingga motori halusnya siap.
    * merangkai digunakan untuk bahan main peran (kalung),   pada tahap ini anak terus menerus memasukkan benang/tali ke benda
    * merangkai terus menerus, tahap ini juga masih berkutat memasukkan benang/tali agar anak makin bagus koordinasi antara mata dan tangan serta melatih kesabaran, ketekunan anak.
2. Tahapan meronce kelompok A
    Yaitu:  
    a.  merangkai berdasarkan warna,
    b.  merangkai berdasarkan bentuk,
     c. merangkai berdasarkan warna dan bentuk
          Pada tahap ini, anak mulai dilatih mengenal pola. Poin a dan b hanya mengenalkan satu pola. Pada tahap ini, anak sudah bisa dikenalkan juga  alphabet. Karena pada dasarnya, alphabet merupakan susunan satu pola huruf. Nah, baru pada poin c anak mulai dikenalkan dua pola AB-AB sehingga relevan juga untuk mulai dikenalkan suku kata sederhana dengan pola tersebut, misal, sa, ma, ca, da.
3. Tahapan meronce kelompok B
    Yaitu:
    a. merangkai berdasarkan warna, bentuk, ukuran,
        Anak sudah mulai dikenalkan pola yang kompleks yaitu pola ABC-ABC atau berdasarkan warna, bentuk, ukuran. Sehingga mulai relevan juga dikenalkan suku kata yang kompleks seperti sar, bar, kan, lah dan lainnya yang berpola ABC
    b. membuat pola sendiri,
        Pada tahap ini, anak boleh suka hati berkreasi sendiri dengan pola yang mereka minati. Inilah saatnya anak mengeksplor kreatifitas dan imajinasinya. Kita sebagai guru ataupun orang tua juga bisa menilai apakah anak mempunyai nilai estetis atau belum.  Relevansinya dengan perkembangan bahasa, anak sudah mulai bisa membaca sendiri secara pelan namun dengan kata yang sudah bermakna semisal, kata baca, saya, dari.
    c. membaca pola kartu dari bermacam-macam tingkat kesulitan.
            Di poin ini anak sudah berkembang sangat baik di motoric halus dan bahasa (keaksaraan). Anak sudah berkembang sangat baik koordinasi mata dan tangannya, anak mampu membaca. Konsekuesinya yaitu anak sudah mampu untuk diajarkan menulis.

            Sungguh akan bermakna sekali jika setiap guru TK maupun PAUD mampu memahami dan melaksanakan tiap tahapan meronce, artinya bahwa guru tidak mencederai fitrah karena anak distimulus sesuai tahapan kemampuannya. Selalu ada harapan menuju kesana! Semoga bermanfaat! 

Hasil gambar untuk pixabay-gambar manik manik
pixabay.com
Hasil gambar untuk pixabay-gambar manik manik

Senin, 19 November 2018

5 Hal yang Harus Dilakukan Kepada Keluarga si Sakit


            Sakit, sesuatu yang tidak mengenakkan. Tak semua orang ingin sakit. Namun, siapa yang bisa mengelak dari takdirNya? Seperti saat Julia Perez sakit, Titi Qadarsih sakit kemudian Ari lasso juga sakit , siapa yang bisa mengelaknya? Jangankan artis, orang-orang yang bergerak di dunia kesehatan, seperti dokter, perawat, bidan dan lainnya yang notabene tahu cara menangani sakit, juga tidak bisa menolak sakit.
Tak semua  sakit dianggap sebagai azab atau siksa dunia. Justru inilah sebaik-baik pengingat akan kematian dan dosa kita. Sehingga sakit adalah saat yang tepat untuk memohon ampun kepada yang Kuasa. Semakin sering memohon ampun kepadanya, maka disinilah letak keikhlasan kita akan takdirNya muncul. Namun, kadangkala keblinger ya, orang selalu mengingatkan dan menyarankan si Sakit untuk  istigfar atau mohon ampun kepada Pencipta. Sudahkah yang sehat demikian? Karena permohonan ampun adalah untuk semua, bukan hanya untuk si sakit.
 Sakit juga tak selalu pahit. Bukan berarti bila sakit kita berat merupakan azabNya. Justru ketika sakit akan muncul hikmah yang dirasakan, seperti: 1. Karib kerabat kita akan saling mendoakan demi kesembuhan si Sakit, 2. bertemunya family dan teman, 3. Sakit merupakan sebaik-baiknya nasihat karena sakit merupakan alarm kematian, 4. Sakit sebagai penggugur dosa, 5. meringankan beban fitnah/siksa kubur atau  di akhirat nanti.
Ketika sakit, peran keluarga tentu sangat penting dan berarti. Tanpa keluarga yang mendampingi, orang yang sakit akan berat menjalani kondisi sakitnya. Namun, terkadang kita lupa akan peran keluarga. Perhatian kita terlalu bertumpu pada si Sakit ketika menengok. Kita lupa untuk membesarkan hati keluarga si Sakit. Lalu apa yang harus dilakukan? Berikut 5 hal yang harus dilakukan, antara lain:
1. beri dukungan moral maupun finansial
2. doakan yang terbaik, karena kita tidak tahu hal mana saja yang terbaik buat si Sakit
3. berikan bantuan informasi (misal tempat laundry di sekitar rumah sakit, dan lainnya) untuk meringankan bebannya selama menjaga si Sakit,
4. sering-sering berkunjung untuk mendengar keluhan ataupun cerita keluarga si Sakit sambil menanyakan kebutuhan apa saja yang mungkin bisa dibawakan ketika kunjungan berikutnya, serta perhatikan pula asupan gizi keluarga si Sakit agar tidak ikut down ketika merawat si Sakit
5. bawakan oleh-oleh sesuatu yang disukai keluarga pasien serta berikan kisah-kisah tokoh tertentu yang memberikan semangat, baik berupa buku atau video. Terus pompa semangat keluarga si Sakit agar semangat berdoa dan berusaha untuk si Sakit.
            Akhirnya, tanamkan pada keluarga bahwa bagaimanapun kondisi si Sakit, entah itu penyakit ringan maupun berat, tetaplah berpikiran positif bahwa inilah kondisi terbaik yang dialami. Ketika usaha keluarga menangani ataupun mengobati sudah terbaik, tempat berobat terbaik, dokter terbaik dan ikhtiar yang lain sudah terbaik, maka pujilah usaha keluarga si Sakit. Besarkan hati keluarga bahwa akan mendapatkan hasil yang terbaik dari Nya. Doa yang tulus dari kita, in sya Alloh akan diraasakan pula oleh keluarga si Sakit.

Semoga bermanfaat!

pixabay.com
Hasil gambar untuk pixabay-gambar kartun pasien dan keluarga

Jumat, 05 Oktober 2018

TAhapan Menggambar Anak Usia Dini


 “Adik, gimana sih disuruh gambar kok malah corat-coret seperti benang ruwet saja! Ayo gambar apel!, “ kata seorang guru. Pernah merasakan kesulitan seperti itu? Apa yang kita anggap mudah, terkadang masih dirasakan sulit oleh anak usia dini. Apa yang salah? Apakah kita memberikan materi yang terlalu sulit? Atau anak yang belum berkembang sesuai harapan?

Berikut akan dipaparkan tahapan menggambar bagi anak usia dini (AUD). Menurut standar tingkat pencapaian perkembangan anak (STPPA) Permendiknas Nomor 137 tahun 2014, bahwa lingkup perkembangan anak usia dini salah satunya meliputi lingkup seni. Lingkup seni ini meliputi kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta kemampuan mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta drama.

Terkait dengan seni lukis, maka menurut STPPA pada usia 4-5 tahun, anak tertarik menggambar objek di sekitarnya, seperti gambar mainannya, gambar buah, pohon dan lainnya. Sedangkan untuk STPPA usia 5-6 tahun, maka anak akan menggambar berbagai macam bentuk yang lebih beragam dan melukis dengan berbagai cara dan objek.

Sebenarnya, apa perbedaan menggambar dan melukis? Menggambar adalah aktivitas ekspresif dalam membuat gambar dengan menggunakan kertas sebagai media, sementara alatnya adalah bolpoin, pensil warna, krayon dan pensil. Untuk hasil gambar biasanya tidak ada aliran tertentu.

Sedangkan melukis adalah kegiatan seni dalam menciptakan lukisan dengan menggunakan kanvas sebagai media, sementara alat yang digunakan untuk melukis adalah cat air, cat minyak kuas dan sebagainya. Untuk seni lukis terdapat beberapa aliran yang masing-masing unik seperti kubisme, naturalisme, ekspresionisme dan lain-lain.

Bagi anak usia dini, menggambar mempunyai banyak manfaat. Salah satunya untuk mengembangkan atau mestimulus psikomotorik yakni motorik halus anak. Untuk menilai atau mengevaluasi lingkup psikomotorik anak, yaitu dengan observasi atau pengamatan langsung. Observasi dalam PAUD, merupakan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan anak.

Hasil dari menggambar ini akan menambah hasil karya anak yang bisa didokumentasikan menjadi portofolio atau rekam jejak kegiatan. Rekam jejak atau portofolio ini akan memudahkan guru untuk menilai apakah anak terebut sudah memenuhi STPPA atau belum.

Berikut manfaat kegiatan menggambar bagi anak usia dini, antara lain: a) merangsang dan membangkitkan otak kanan sehingga anak mempunyai kreatifitas dan imajinasi yang tinggi; b) menumbuhkan rasa ingin tahu anak tentang hal yang akan digambar; c) anak juga terstimulus perkembangan motorik halusnya;, d) meningkatkan rasa percaya diri dan optimisme karena anak mampu mengungkapkan ide-idenya dalam menggambar.

Menurut para ahli pendidikan anak seperti Kerchensteiner, Cyril Burt, Victor Lowenfeld, bahwa ada pembagian masa dalam menggambar pada tiap tahapan umur anak. Secara umum, masa-masa itu terbagi dalam beberapa bagian: 1) masa mencoreng (usia 2-4 tahun), anak menggores tanpa aturan dan arah. Anak masih belum mampu mengendalikan tangannya; 2) masa pra bagan (usia 4-7 tahun), anak mulai mampu menggambarkan objek yang akan digambar. Seperti menggambar kepala berbentuk lingkaran, tangan dengan bentuk panjang, dan lain-lain.  Anak juga sudah mampu mengendalikan arah dan tangannya; 3) masa bagan (usia 7-9 tahun), yaitu anak sudah memahami konsep objek yang akan digambarnya. Anak juga mengetahui apa-apa saja yang mampu menghidupkan gambarnya, seperti penambahan gambar isi rumah ketika menggambar rumah, ada pohon di depan gambar rumah, ada gambar bendera di sekolah, dan lain-lain.

Ada juga ahli pendidikan yang membuat tahapan-tahap
an menggambar sebagai berikut.


Tahap 1, coretan awal; coretan acak; coretan-coretan selalu berhubungan seolah-olah "krayon" tidak pernah lepas dari kertas.

Tahap 2, coretan terarah, tanda-tanda tertentu (seperti garis-garis atau titik-titik) diulang-ulang; biasanya berbentuk lonjong; tanda-tanda itu belum berhubungan.

Tahap 3, penambahan pada bentuk- bentuk lonjong; yang sering ditambahkan garis-garis dan titik-titik, biasanya garis-garis menyebar dari bentuk lonjong dan titik-titik di dalam bentuk lonjong.

Tahap 4, mulai muncul gambar “Kepala Besar”; titik-titik dan garis-garis dalam bentuk lonjong menyerupai wajah; mengambang di atas kertas (tahap 1-4 merupakan tahapan untuk kelompok Play Group);

 Tahap 5, gambar ”Kepala Besar” dengan mulai muncul gambar kaki mengambang di atas kertas.

Tahap 6, gambar “Kepala Besar” dengan kaki dan bagian-bagian badan lainnya khususnya tangan, mengambang di atas kertas. Muncul tulisan dalam bentuk. Huruf mengambang seperti garis-garis.

Tahap 7, “Kepala Besar” dengan bentuk batang sebagai badan dan anggota-anggota tubuh lainnya, mengambang di atas kertas.

Tahap 8, “Kepala Besar” dengan bentuk batang tertutup, bentuk batang berisi, atau bentuk batang segi tiga sebagai badan dan anggota-anggota tubuh lainnya, mengambang di atas kertas. (Tahap 5-8 merupakan tahapan untuk kelompok TK A)

Tahap 9, gambar rumah sederhana yang menyerupai wajah; objek-objek sederhana lainnya (seperti kupu-kupu atau bunga-bunga), mengambang di atas kertas. Pada tahap ini anak sudah bisa mengendalikan tangannya, sudah mempunyai konsep objek yang digambar. Sehingga pada tahap 9 ini, anak baru diperbolehkan untuk mewarnai.

Tahap 10, bagian paling bawah kertas digunakan sebagai garis dasar dan gambar-gambar objek yang bisa dikenali ditempatkan di situ, objek-objek ditempatkan secara tepat di langit, di samping rumah di bagian paling bawah kertas, dan seterusnya.

Tahap 11, sebuah garis dasar menopang rumah dan/atau objek-objek lain. Konsep tanah dan proporsi gambar dan lukisan mulai terlihat. Variasi gambar mulai kompleks: ada rumah, orang, pohon, bunga, awan, dan binatang.

Tahap 12, garis dasar mulai muncul sebagai garis batas langit, menunjukkan anak mulai sadar ruang dua dimensi; objek-objek diletakkan dengan tepat (Tahap 9-12 merupakan tahapan kelompok TK B). Untuk kelompok TK B, anak harus mewarnai sesuai dengan konsep riilnya, misalkan gambar daun segar berwarna hijau, daun kering berwarna kuning/coklat, dan lain-lain.

Nah, dalam melakukan tiap tahapan menggambar perlu diperhatikan pula hubungannya dengan tema dan bidang pengembangan lain seperti nilai agama, moral, sosial, bahasa, kognitif, dan lain-lain.  Tak lupa ciptakan kegiatan menggambar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan agar makin tumbuh rasa kepercayaan diri anak serta karakter positif lainnya.

Interaksi anak dan guru juga perlu diperhatikan dalam kegiatan menggambar. Dalam hal ini guru dan anak bisa berkomunikasi, seperti adanya tanggapan guru tentang apa yang digambar anak, anak menceritakan apa yang digambarnya, dan lain-lain. Intinya adalah kegiatan seni menggambar juga tak kalah penting dengan kegiatan lainnya untuk menstimulasi kemampuan awal menulis anak. *(artikel ini dimuat di laman anggunpaud pada 18 september 2018)

Sumber: • Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini • Permainan Kreatif Untuk Anak Usia Dini, Anggani Sudono dkk, PT Sarana Bobo Jakarta, 2007.


Minggu, 30 September 2018

Telaga Nilem Membuat Hati Adem

Bismillah,

Dear readers,

"Senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, ahad itu nama nama hari"

Begitulah Jelita anakku mendendangkan lagu tersebut berulang-ulang dengan nada yang naik turun. Berhubung emaknya lagi sensitif karena deadline tulisan, jadi bukannya terhibur mendengar lagu tersebut eh malah merasa tersindir. Lah kok tersindir? Rasanya aku seperti mendengar Jelita nyindir "Eh, bentar lagi wiken nih. Mau pergi kemane, Mak?"

Dan, emakpun langsung melihat kalender, ada acara apakah wiken ini?

Qodarullah, wiken ini ada acara piknik bareng guru TKIT IBNU ABBAS Cirebon dalam rangka syukuran atas hasil B untuk akreditasi TK.


Alhamdulillah, piknik gratisan. Kapan lagi bisa piknik? Secara karakter kami sekeluarga males travelling kalau ga ada yang ajak. Alhasil, benar kan hanya aku dan JelIita yang berminat ikut. Ayah dan Fikri pilih di rumah sambil ngemil kacang rebus yang sengaja ku sisihkan. Kacang ini bekal ngemil selama di Telaga Nilem.

Oke, kita berangkat dri Cirebon sekitar jam setengah 9 dan sampai di lokasi kurleb jam 9 nan lewat dikit hehehe.

Lokasi yang bikin hati langsung adem ini begitu memikat. Karena apa?letaknya yang cukup dekat dengan rumahku di Talun cirebon. Telaga nilem berlokasi di desa kaduela, kecamatan pasawahan, kuningan.
Merupakan telaga yang berada satu kawasan dengan hutan wisata Telaga remis yanng mempunyai luas sekitar 13 hektar. Masih ada 7 telaga lainnya yaitu telaga leat, telaga deleg, telaga leutik, telaga buruy, telaga tespong, situ ayu salintang dan sumur jalatunda.

Telaga nilem dengan air yang jernih sampai terlihat dasar kolam yang penuh bebatuan dan ganggang. Dingin meyelimuti badan kala berenang.

Terkait fasilitas, sudah tersedia musola, toilet tang bersih dan banyak dengan tarif 2000, kemudian parkiran yang luas (tarif parkir motor 3000 dan mobil 5000). Tiket masukpun terjangkau, cukup membayar kocek 15 ribu per orang. Warung dan gazebo tersedia, pilihan menunya pun menarik yaitu khas ikan bakar ataupun goreng dengan pilihan sambelnya yang menggoda.


Ohya ada penginapan maupun perkemahan yang bisa dijadikan alternatif kala menginap.

Bagi yang suka travelling, ada tips nih ketika berwisata di telaga nilem: berhati-hatilah dengan dasar kolam yang bebatuan kaarena licin dan dikhawatirkan ada bgaian batu yang tajam. Juga mengenai kedalaman kolam yang tidak sama. Paaling dalam sekitar 4 meter dan yang dangkal sekitar 1 meter. Jangan lupa juga bawa jaket dan perlengkapan lain untuk.menghangatkan tubuh seperti kayu putih dan lain lain.

Pesanku mubgkin lebih ke dinas terkait agar segera membenahi wisata telaga nilem agar lebih banyak diminati para wisatawan.

Satu kesan mendalamku pada telaga nilem,,bikin hati adeeem mak nyes.. bagaimana? Tertarik berkunjung?


Rabu, 26 September 2018

PArenting kala genting

Bismillah,

Dear readers,



Setiap orang tua dan guru menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Namun, butuh perjalanan yang berliku untuk memperolehnya. Apalagi di era milenial yang penuh hal baru, tentlah kita membutuhkan amunisi yang tepat untuk menjawab bagaimana kita menstimulus potensi anak, menumbuhkan karakter positif anak. Pasti semuanya butuh proses yang bertahap.
 Ketika anak berperilaku negative, belum lagi menghadapi anak yang berkepribadian minyak, wah! Semua butuh ilmu dan sharing dengan pihak lain. Karena sharing adalah caring, buku ini hadir sebagai bentuk caring penulis terhadap para pendidik dan orang tua dalam menghadapi kegentingan dalam parenting.
 Have a nice reading!

Cp: 081803873866

OPEN PRE ORDER BUKU BARU!
PO 26 September – 6 Oktober 2018

Judul: Parenting Kala Genting
Penulis: Nur Fitri Agustin
Jenis: Motivasi

Blurb:




Jumat, 21 September 2018

TIPS BEPERGIAN BERSAMA BUAH HATI



            “Naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali. Kiri kanan, ku lihat saja, banyak pohon cemaraa” Ayah Bunda, masih ingat kan lagu tersebut? Lagu itu mengajak anak-anak untuk melihat pemandangan di sekitar pegunungan. Keceriaan dan kegembiraan sangat jelas tergambar dalam lagu tersebut. Hal ini tentu
            Dari segi kognitif, melihat alam dan sekitarnya, atau jalan – jalan ke museum, kebun binatang, dan lainnya akan meningkatkan pengetahuan serta wawasan anak. Dan juga, siapa tahu dengan traveling bisa untuk mengetahui minat dan bakat anak?
            Terkait perkembangan sosial emosional anak, ternyata bepergian atau travelling bisa mempererat ikatan ayah bunda dan anak, menumbuhkan sikap berani, menumbuhkan rasa ingin tahu, peka terhadap lingkungan.
            Melalui bepergian atau travelling, anak akan bergerak bebas mengeksplor fisiknya untuk bergerak seperti berlari, meloncat sehingga perkembangan motorik anak makin berkembang.
            Bagaimana dengan perkembangan bahasa anak apakah melalui traveling atau bepergian bisa terstimulus? Tentu iya, karena anak akan mempunyai kenangan ketika bepergian atau travelling kemudian anak akan mengungkapkan kenangan tersebut melalui lisan (bercerita) maupun tulisan.
            Dari aspek nilai agama moral, bepergian atau traveling bisa untuk menanamkan syukur, mengenal ciptaanNya, sehingga anak akan mempunyai keyakinan kepada sang Pencipta.
            Melalui bepergian atau travelling, aspek perkembangan anak akan terstimulus sehingga kita sebagai orangtua akan mudah untuk mengamati minat dan bakat anak. Lalu bagaimana mempersiapkan bepergian atau travelling bersama anak?
            Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dengan cermat. Tak perlu membawa baju yang banyak, asalkan segera cuci baju bila ada yang kotor agar ketersediaan baju bersih memadai. Perhitungkan pula berapa lama bepergian atau travelingnya.
            Siapkan mainan, cemilan agar anak tidak bosan dalam perjalanan. Bila anak terlihat lelah di perjalanan, ajak anak mengikuti permainan sederhana atau mendengarkan cerita dari orangtua maupun video.
            Perhatikan kesehatan anak. Dan sediakan selalu obat-obatan yang dibutuhkan apabila anak  kurang fit di perjalanan. Hal yang kadang membuat terlena ketika bepergian atau traveling yaitu tentang makanan. Biasanya kita membeli makanan di sembarang tempat, minum es yang seharusnya dihindari. Pilih makanan yang terjaga komposisi vitaminnya sehingga membuat anak penuh tenaga saat traveling atau bepergian.
            Lalu sounding ke anak jadwal bepergian atau travelling. Ceritakan kepada  anak akan kemana saja, disana akan melakukan apa, sehingga anak akan senang. Saat sounding jadwal bepergian atau traveling merupakan saat yang tepat untuk menjelaskan aturan bepergian atau traveling, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sehingga ketika tiba saatnya bepergian atau traveling, kita tinggal mengingatkannya saja.
            Bepergian atau travelling harus dilakukan dengan ceria, menyenangkan dan penuh manfaat. Sehingga akan memberikan pengalaman positif  yang berharga untuk anak dan mudah-mudahan terbangun karakter positif pula.

 Berlelah-lelah saat bepergian atau travelling akan hilang ketika kebermanfaatannya lebih dominan. Semoga bermanfaat dan Happy Travelling!



Jumat, 24 Agustus 2018

Begini alternatif liburan yang menyenangkan

Libur tak melulu harus bepergian jauh ya. Seperti kali ini, liburanku cukup ku isi dengan menulis. Lah kok malah nulis? Ya nulis sambil berkhayal menjelajah ke tempat wisata. Eh kok bisa?

Ceritanya gini, waktu itu ku dapat BC dari seseorang tentang lomba menulis cagar budaya Indonesia yang diadakan oleh Kemendikbud. Lalu diminta untuk mendaftar di grup wa dengan mencantumkan 1 paragraf sebagai syarat pendaftaran (syarat ini berubah beberapa waktu kemudian menjadi 3 halaman untuk sampel tulisan, dan langsung sebagai syarat seleksi)

wow! Deg-degan kan!  Mana deadline mepet lagi! Deadline awal adalah tanggal 18 agustus 2018.

Ku buat tulisan tersebut semampuku dan ku ambil tema Masjid Merah Panjunan, Cirebon. Dan berhasil ku kirim mepet DL #ahpejuangdeadlineinih!

Namun, nyatanya ketika pengumuman, duh belum masuk 20 besar. Ya sudahlah mungkin sudah nasib penulis kelas teri ya begini ini, belum mampu bersaing dengan para blogger dan penulis kelas kakap. #hehehehe

Namun, qodarullah ada pengumuman bahwa peserta yang belum masuk 20 besar masih bisa memperbaiki naskahnya agar bisa dipertimbangkan pada seleksi pencarian 10 naskah (agar genap 30naskah ya) tapi deadlinenya jam 7 pagi esok harinya setelah pengumuman. Aku baru baca pengumuman ini jam 4 pagi.

Gubrak! Mana waktu itu masih hari tasyrik yang bertepatan dengan mertua akan berkurban. Otomatis sebagai mantu yang baik, aku kudu mbantuin acara itu wkwkwk

Maka mulailah kasak kusuk nulis dan sekarang ganti tempat wisata cagar budaya yaitu di Taman Goa Sunyaragi. Ini jujur aku baru tahu kalo Goa ini cagar budaya.

Wah patut direkomendasikan untuk semua kalangan nih karena Goa Sunyaragi makin hari makin banyak perubahan yang menarik. Tak hanya sekedar Goa, kolam tapi juga ada atraksi seni budayanya. Wah seru kan!

Sebagai praktisi anak usia dini alias guru TK, kupikir anak usia dini juga lerlu mengenal cagar budaya.

Namun tetap diperhatikan dari segala aspeknya ya, seperti nilai agama dan moral, sosial emosional, fisik motorik, bahasa, seni, pengawasan dan lainnya.

Contohnya nih Dalam hal nilai agama dan moral, perlu diperhatikan mitos mitos sekitar cagar budaya agar anak usia dini tidak rancu dengan nilai agama dan keyakinan yang dianutnya.

Sebagai orang dewasa yang mendampingi anak usia dini ke cagar budaya, sebaiknya kita tidak menutupi adanya mitos tersebut. Justru kemukakan dengan bahasa sederhana bahwa mitos itu ada dan belum tentu sesuai dengan nilai agama dan keyakinan kita.

Nah, lanjut ya tentang lombaenulis yang diadakan oleh Kemendikbud, alhamdulillah hari ini pengumuman untuk seleksi 10 besar berikutnya. Dan taraaa, alhamdulillah akhirnya aku masuk 30 besar dan akan lanjut nulis untuk penyempurnaan naskah utuh yang akan masuk dalam antologi naskah cagar budaya Indonesia, Kemdikbud.

Duh, ini hadiah terindah di kala liburan idul adha setelah sebelumnya juga lulus pretes ppg.

Alhamdulillah, ma sya alloh semoga dengan antologi ini, makin banyak orang yang menjatuhkan destinasi wisata ke cagar budaya sehingga makin terjaga dan terlestarikan cagar budaya Indonesia.
Untuk karir menulisku, semoga makin mudah menjadi penulis yang selalu menginspirasi dan menghasilkan tulisan bermutu, aamiin.

#CBI
#IIDN
#IndscriptWriting
#KementrianPendidikan danKebudayaan



Libur Idul Adha

Libur idul adha kali ini sebenarnya cukup panjang, tapi tetap saja tidak bisa membuatku ke solo alias menyelesaikan tulisan untuk buku solo.
Hari-hari selama idul adha diisi dengan ritual bakar-bakaran sate. Sampai ngeliat daging yang melimpah jadi pusing 😇😇

Tapi,,jujur ya libur idul adha ini sungguh menyenangkan. Banyak membawa keceriaan dan meningkatkan kepedeanku. Eh apakah itu?
1. Lulus pretes ppg mei 2018. Tadinya kupikir pasti semua temenku bisa lulus, nyatanya memang faktor "bejo" berkata lain. Banyak yang pintar tapi skor tidak memenuhi standar minimal. Jadi, akhirnya punya kesimpulan bahwa orang bejo bisa ngalahin oraang pintar 😂😂
2. Masuk 30 besar kompetisi menulis tentang cagar budaya Indonesia dari Kemdikbud.
Berkat tulisan berjudul Menjelajah Taman Goa Sunyaragi. Asli! Aku sendiri baru tau kalo Taman Goa Sunyaragi merupakan cagar budaya Indonesia gara gara kompetisi tersebut. Akhirnya googling dan nemu obyek cagar budaya  Cirebon ya disitulah tempatnya.


Terima kasih ya Alloh, Alhamdulillah atas semua nikmatMu..

#kemdikbud
#cagarbudayaIndonesia
#gurupaudmenulis
#sharingandcaringviamenulis


 


Sabtu, 18 Agustus 2018

Masjid Merah Panjunan yang Menawan

Hatiku terkait di Masjid, masjid ternyata tak sekedar masjid untuk tempat menunaikan ibadah. Masjid sudah begitu dirindukan. Nah,  berbicara tentang masjid di Indonesia, banyak sekali ragamnya. Seperti salah satu masjid di Indonesia yang layak dirindukan juga karena banyak keunikannya, yaitu Masjid Merah Panjunan, Cirebon yang telah dimasukkan sebagai benda cagar budaya.
Tahukah teman-teman, merah pada masjid ini sungguh bukan berarti marah. Justru inilah keunikan arsitekturnya. Pada bagian depan Masjid Merah Panjunan terdapat susunan batu bata merah. Terlihat jelas pintu gapuranya memperlihatkan pengaruh Hindu dari zaman Majapahit  di daerah Cirebon.
Yuk kita bayangkan! Gapura beserta tembok keliling yang susunan batanya berwarna merah setinggi 1,5 m dan ketebalan 40 cm, wah pasti menarik ya dan membuat semangat karena berwarna merah. Ternyata dibangun pada pada tahun 1949 oleh Panembahan Ratu yang merupakan cicit Sunan Gunung Jati. Inilah yang membuat masjid ini bernama Masjid Merah Panjunan karena dominan warna merah. Sebenarnya Masjid Panjunan ini semula bernama mushala Al-Athya, lho.
Masjid ini merupakan perpaduan budaya antara Arab, Tiongkok dan Jawa (Islam, Cina dan Hindu). Meskipun pendiri masjid ini dari Arab, tapi herannya bentuk bangunan menyesuaikan dengan kultur Cirebon saat itu. bisa jadi agar proes masuknya Islam lebih mudah. Jika dilihat, masjid ini tampak seperti kuil Hindu. Adanya mihrab yang membuat bangunan Masjid Merah Panjunan ini menjadi terlihat seperti sebuah masjid, serta adanya beberapa tulisan berhuruf Arab pada dinding. Ada juga keramik buatan Cina yang menempel pada dinding. Keramik ini konon merupakan bagian dari hadiah ketika Sunan Gunung Jati menikah dengan Tan Hong Tien Nio.
Ada lima tiang kayu yang menopang langit-langit ruangan utama Masjid Merah Panjunan. Umpak pada tiang penyangga juga memperlihatkan pengaruh kebudayaan lama. Sementara keramik yang menempel pada dinding memperlihatkan pengaruh budaya Cina dan Eropa.
Ada yang menarik di masjid ini yaitu pada bagian mihrab dihiasi dengan keramik yang indah. Lengkung pada mihrab pun yang berbentuk paduraksa juga memperlihatkan pengaruh budaya lama. Di Masjid Merah Panjunan ini tidak ada mimbar, karenanya hanya digunakan untuk sholat sehari-hari, tidak untuk ibadah sholat Jumat, atau sholat berjamaah di Hari Raya Islam.
Masjid ini merupakan sebuah masjid berumur sangat tua yang didirikan pada tahun 1480 oleh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan. Ia adalah seorang keturunan Arab yang memimpin sekelompok imigran dari Baghdad, dan kemudian menjadi murid Sunan Gunung Jati. Masjid Merah Panjunan terletak di sebuah sudut jalan di Kampung Panjunan, kampung dimana terdapat banyak pengrajin tembikar atau jun.
Awalnya masjid ini merupakan tajug atau Mushola sederhana, karena lingkungan tersebut adalah tempat bertemunya pedagang dari berbagai suku bangsa, Pangeran Panjunan berinisiatif membangun Mushola tersebut menjadi masjid dengan perpaduan budaya dan agama sejak sebelum Islam, yaitu Hindu – Budha.
Bangunan lama mushala itu berukuran 40 meter persegi saja, kemudian dibangun menjadi berukuran 150 meter persegi karena menjadi masjid. Meskipun pendiri Masjid Merah Panjunan adalah seorang keturunan Arab, dan Kampung Panjunan adalah merupakan daerah permukiman warga keturunan Arab, namun pengaruh budaya Arab terlihat sangat sedikit pada arsitektur bangunan Masjid Merah Panjunan ini. Barangkali ini adalah sebuah pendekatan kultural yang digunakan dalam penyebaran Agama Islam pada masa itu.
Fakta unik Masjid Merah Panjunan, Cirebon:
1.      Menariknya dari masjid ini yaitu di salah satu sisi bagian masjid  terdapat bangunan makam keramat dan sumur yang menjadi mata air bagi warga sekitar,
2.  Masjid Merah Panjunan merupakan masjid tertua di Cirebon,
3. Saat berbuka puasa, di Masjid Merah ini selalu menyuguhkan menu kopi arab dan makanan khas Cirebon dan Arab,
4.  Masjid ini terletak di Jl. Kolektoran (perempatan dengan Jl. Kenduran) Kampung Panjunan, Desa Panjunan, Kecamatan Lemah Wungkuk, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Koordinat : 6° 43' 3.16" S  108° 33' 57.71" E
                             Dalam keramaian suasana Kota Cirebon, Masjid Merah ini bisa menjadi alternative destinasi wisata di Kota Cirebon. Apalagi ini merupakan bangunan yang mempunyai nilai historical tinggi sehingga patut dilestarrikan. Siapa lagi yang menghargai dan melestarikannya kalau bukan kita? Yuk siapkan diri berkunjung ke Masjid Merah Panjunan, kami tunggu ya.

Sumber Referensi:
·           Wikipedia.com
·         Laely Wijaya 2008. Masjid Merah Panjunan Cirebon (Kajian Histori-Arkeologis). Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
·         http://www1.kompas.com/readkotatua/xml/2010/02/08/1539523/masjid.merah.panjunan.masjid.dari.lima.abad.silam | Masjid Merah Panjunan Masjid dari Lima Abad Silam

 

Jumat, 17 Agustus 2018

BERSEPEDA ITU BEDA



Sepeda bergerak tak berasap
Penuh daya udara diisap
Kayuh
Lelah
Peluh
Diri ini laksana penuh kasap
Karena dunia dalam derap
Penuh
Langkah
Tangguh
Alloh
Berdaya

(dalam kayuhan kehidupan)

            Tahukah kawan, bersepeda itu beda! Apa sebabnya? Karena tiap kayuhan akan mempunyai sudut pandang tersendiri dalam melihat hidup ini. Tiap kayuhan menyimpan memori sendiri. Tiap kayuhan menciptakan kenangan masing-masing. Tiap kayuhan menumbuhkan percakapan-percakapan tersendiri.
            Kala itu, redupnya sinar matahari yang masih enggan muncul, tak menyurutkan langkahku untuk menyeret sepeda dari peraduannya. Tanpa memedulikan dinginnya udara, “Kring…kring….”, bunyi itu membangunkan sepedaku yang sudah using. Sepeda model jaman dahulu dengan sandaran di belakang membuatku makin nyaman membersamainya.
            Pagi itu, di tiap ahad kami rombongan anak-anak petualang melaju menyusuri jalanan yang memang masih sepi dari kendaraan umum. Sehingga membuat kuat hati orang tua kami untuk melepas berkelana bersama sepeda onthel. Padahal kala itu jarak tempuh dengan sepeda saja sudah memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit menuju lokasi favorit kami yaitu Bukit Maneungteung di Desa Waled. Hitunglah jika bolak-balik dari berangkat-menuju lokasi-pulang. Belum lagi dihitung waktu untuk menikmati di bukit Maneungteung.
            Rasanya tak pernah bosan dan lelah menjelajah bukit tersebut. Bersenda gurau bersama teman menumbuhkan sensasi kelekatan sehingga makin dekat. Seringnya kami berbagi makanan bekal yang dibawa dari rumah. Sering juga salah satu dari kami tertidur karena terlalu pagi berangkat dari rumah.
            Ada kisah lucu saat itu. Saat ujian sekolah tiba, rombongan penyepeda cilik sebenarnya dilarang untuk ngonthel pagi itu dengan alasan harus belajar menghadapi ujian. Namun, kami tetap umpet-umpetan berangkat ke bukit. Kala itu kami merasa menang telah mengelabui orang tua.
            Dan sesampainya disana, olala ternyata ada rombongan bapakku beserta bapak-bapak lain telah sampai duluan sedang duduk ngopi di pinggir jalan dekat bukit sambil memandangi dengan pelototan penuh sayang. Bapak-bapak ini juga mempunyai hobi bersepeda. Sepertinya ini warisan hobi yag unik dan menarik.
            Akhirnya, dengan paksaaan kami pulang menumpang mobil truk punya tetangga kami. Rasanya bagaimana ketahuan melanggar aturan? Aduh campur aduk deh rasanya! Pokoknya tidak akan diulangi karena konsekuensinya uang saku dipotong seminggu.. huah bisa kurus kering ga jajan di sekolah.
            Demikianlah kisah pejuang bergerak tak berasap yang sedari kecil mengayuh sepeda demi persahabatan, demi kecintaan alam, demi kekuatan fisik. Percayalah, bersepeda itu memang beda! Tidak percaya? Rasakan sendiri sensasinya!
           
pixabay.com
Image result for gambarKARTUN  jilbaber naik sepeda ontel lucu - sepeda ontel lucu
IMG-20160602-WA0012 Nur Fitri Agustin, S. Pd (Guru di TKIT IBNU ABBAS, Talun, Kab. Cirebon dan juga lulusan 2017 PGPAUD UMC)

TIPS MEMILIH SEKOLAH ANAK

            Tahun ajaran baru tiba, sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta membuka pendaftaran bagi peserta didik baru. Sementara itu, memilih sekolah merupakan hal yang gampang-gampang susah. Karena orangtua harus memikirkan banyak hal sebelum mendaftarkan anaknya ke sekolah tertentu agar hasil belajar dan minat bakat anak terpenuhi.
            Terkait dengan pendidikan anak usia dini (PAUD), menurut PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR  137  TAHUN 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, ada delapan standar nasional pendidikan yang harus diperhatikan. Apakah PAUD tersebut sudah terjamin mutu dan kinerjanya ataukah belum.
Menurut artinya, standar nasional pendidikan yaitu kriteria minimal yang harus dipenuhi oleh sistem pendidikan di wilayah Negara hukum Indonesia, baik dari satuan pendidikan PAUD, SD, SMP maupun pendidikan atas lainnya di seluruh Indonesia. Mengacu pada Permendikbud diatas, maka standar ini dikhususkan untuk mengetahui mutu da kinerja PAUD. Standar ini juga bisa menjadi acuan bagi orangtua anak usia dini untuk melihat PAUD yang akan dituju.
Adapun delapan standar tersebut antara lain:
Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini (selanjutnya disebut STPPA) adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni (Permendikbud No 137 tahun 2014). Dalam standar ini orangtua dianjurkan untuk menanyakan perkembangan-perkembangan apa saja yang diupayakan sekolah terhadap peserta didik kemudian kegiatan belajarnya bagaimana untuk mencapai upaya tersebut, apakah sudah sesuai dengan undang-undang atau belum.
Standar isi, adalah kriteria tentang lingkup materi dan  kompetensi  menuju pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. Orangtua perlu mengetahui dengan pasti tentang kurikulum, kalender pendidikan, jumlah peserta didik tiap kelasnya agar kita bisa memperkirakan anak kita akan nyaman atau tidak dengan sekolah tersebut.
Standar proses adalah kriteria tentang pelaksanaan pembelajaran pada satuan atau program PAUD dalam rangka membantu pemenuhan tingkat pencapaian perkembangan yang sesuai dengan tingkat usia anak. Selain itu, dalam standar proses bisa berupa rencana kegiatan, program unggulan serta holistic sekolah.  Program unggulan biasanya ada kelas tahfiz, berenang, memanah, sekolah alam, ada kegiatan seni, marchingband dan lainnya. Disini tergantung keinginan orangtua untuk memilih yang mana yang sesuai dengan bakat dan minat anak. Adapun kegiatan holistic sekolah adalah
Standar pendidik dan tenaga kependidikan, merupakan standar kompetensi dan kualifikasi guru yang mengajar, begitu juga dengan tenaga kependidikannya seperti TU dan lainnya. Kompetensi dan kualifikasi guru selain diperoleh dari sisi akademis, bisa juga diperoleh dari pengalaman mengajar dalam kurun waktu tertentu, maupun mengikuti kegiatan seminar/workshop tentang pendidikan. Jadi, yang perlu diperhatikan adalah pengalaman mengajar dan jenjang pendidikan guru di PAUD. Apabila guru belum memenuhi kualifikasi jenjang S1, maka perlu dimaksimalkan dalam mengikuti pelatihan/seminar/workshop yang dibuktikan melalui sertifikat. Jika hal ini sudah terwujud, maka guru sudah memenuhi standar kompetensi dan kualifikasi.
Standar sarana prasarana adalah kriteria tentang persyaratan pendukung penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini secara holistik dan integratif yang memanfaatkan potensi local. Hal-hal yang perlu diamati atau ditanyakan orang tua adalah tentang alat bermain anak baik indoor maupun outdoor apakah aman dan menyenangkan?, alat peraga di saat kegiatan belajar apakah ada?, lahan sekolah apakah sudah memenuhi 3m2 tiap anaknya? Karena PAUD harus memiliki luas lahan minimal 300 m2 (untuk bangunan dan halaman), apakah memiliki ruang kegiatan anak yang aman dan sehat serta adanya fasilitas cuci tangan dengan air bersih, PAUD juga harus memiliki ruang guru, memiliki ruang kepala, memiliki ruang tempat UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)  dengan kelengkapan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan),  memiliki jamban dengan air bersih  yang mudah dijangkau oleh anak dengan pengawasan guru,  memiliki ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak, memiliki alat permainan edukatif yang aman dan sehat bagi anak yang sesuai dengan SNI (Standar Nasional Indonesia), memiliki tempat sampah yang tertutup dan tidak tercemar, dikelola setiap hari.
Bagi Daycare, ada kriteria tambahan yaitu harus memiliki fasilitas ruang untuk tidur, makan, mandi, yang aman dan sehat, memiliki akses dengan fasilitas layanan kesehatan seperti rumah sakit ataupun puskesmas; dan i. PAUD kelompok usia lahir-2 tahun, memiliki ruang pemberian ASI yang nyaman dan sehat.
Standar pembiayaan, yaitu kriteria tentang komponen dan besaran biaya personal serta operasional pada satuan atau program PAUD.  Orang tua perlu menanyakan berapa biaya yang dikeluarkan selama sekolah? Fungsi biaya tersebut untuk apa saja? Misal ada uang kesehatan: maka boleh ditanyakan uang kesehatan itu berupa apa saja.
Standar pengelolaan, adalah kriteria tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan atau program PAUD. Orangtua sah-sah saja menanyakan rencana sekolah satu tahun ke depan, lalu bagaimana melaksanakan program-program terebut, serta bagaimana pengawasan maupun evaluasi program tersebut. Bisa juga dengan melihat dokumentasi sekolah, misalnya: adakah rapat kerja, dll. Dan patut diperhatikan pula  tentag rasio guru dan anak didik sudah sesuai dengan standar: a. Usia Lahir-2 tahun: rasio guru dan anak 1: 4. b. Usia 2-4 tahun: rasio guru dan anak 1: 8. c. Usia 4-6 Tahun: rasio guru dan anak 1:15.
Standar penilaian, adalah kriteria tentang penilaian proses dan hasil pembelajaran dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian yang sesuai dengan tingkat usia anak. Orangtua juga bisa menanyakan bagaimana sistem pelaporan hasil kegiatan belajar anak, apakah ada rapot triwulan,  semester? Adakah konsultasi orangtua dengan pihak sekolah?
Perlu diperhatikan juga tentang seberapa jauh jarak tempuh dari rumah ke sekolah. Jangan sampai alih-alih ingin anak bersekolah di tempat yang kualitas dan mutunya bagus tapi malah anak sering sakit karena sekolah yang jauh. Pada akhirnya anak akan sering bolos/ijin sekolah atau tidak konsentrasi di kelas.
            Demikian sekilas tips memilih sekolah yang terjamin mutu dan kualitasnya. Semoga kita bisa menjadi orangtua yang bijak  ketika memilih sekolah tak hanya memikirkan budget dan keinginan kita tapi juga kepentingan anak. Semoga bermanfaat!

Sumber : Permendikbud 137 tahun 2014

 Nur Fitri Agustin, S. Pd (Guru di TKIT IBNU ABBAS, Talun, Kab. Cirebon dan juga lulusan 2017 PGPAUD UMC)