Hatiku terkait di Masjid, masjid ternyata tak sekedar masjid
untuk tempat menunaikan ibadah. Masjid sudah begitu dirindukan. Nah, berbicara tentang masjid di Indonesia, banyak
sekali ragamnya. Seperti salah satu masjid di Indonesia yang layak dirindukan juga
karena banyak keunikannya, yaitu Masjid Merah Panjunan, Cirebon yang telah dimasukkan sebagai benda cagar budaya.
Tahukah teman-teman, merah pada masjid ini sungguh
bukan berarti marah. Justru inilah keunikan arsitekturnya. Pada bagian depan
Masjid Merah Panjunan terdapat susunan batu bata merah. Terlihat jelas pintu
gapuranya memperlihatkan pengaruh Hindu dari zaman Majapahit di daerah Cirebon.
Yuk kita bayangkan! Gapura beserta tembok keliling yang
susunan batanya berwarna merah setinggi 1,5 m dan ketebalan 40 cm, wah pasti
menarik ya dan membuat semangat karena berwarna merah. Ternyata dibangun pada pada
tahun 1949 oleh Panembahan Ratu yang merupakan cicit Sunan Gunung Jati. Inilah
yang membuat masjid ini bernama Masjid Merah Panjunan karena dominan warna
merah. Sebenarnya Masjid Panjunan ini semula bernama mushala Al-Athya, lho.
Masjid ini merupakan perpaduan budaya antara Arab, Tiongkok
dan Jawa (Islam, Cina dan Hindu). Meskipun pendiri
masjid ini dari Arab, tapi herannya bentuk bangunan menyesuaikan dengan kultur
Cirebon saat itu. bisa jadi agar proes masuknya Islam lebih mudah. Jika
dilihat, masjid ini tampak seperti kuil Hindu. Adanya
mihrab yang membuat bangunan Masjid Merah Panjunan ini menjadi terlihat seperti
sebuah masjid, serta adanya beberapa tulisan berhuruf Arab pada dinding. Ada
juga keramik buatan Cina yang menempel pada dinding. Keramik ini konon
merupakan bagian dari hadiah ketika Sunan Gunung Jati menikah dengan Tan Hong
Tien Nio.
Ada lima tiang kayu yang menopang langit-langit ruangan
utama Masjid Merah Panjunan. Umpak pada tiang penyangga juga memperlihatkan
pengaruh kebudayaan lama. Sementara keramik yang menempel pada dinding
memperlihatkan pengaruh budaya Cina dan Eropa.
Ada yang menarik di masjid ini yaitu pada bagian
mihrab dihiasi dengan keramik yang indah. Lengkung pada mihrab pun yang
berbentuk paduraksa juga memperlihatkan pengaruh budaya lama. Di Masjid Merah
Panjunan ini tidak ada mimbar, karenanya hanya digunakan untuk sholat
sehari-hari, tidak untuk ibadah sholat Jumat, atau sholat berjamaah di Hari
Raya Islam.
Masjid ini merupakan sebuah masjid berumur sangat tua yang
didirikan pada tahun 1480 oleh Syarif Abdurrahman
atau Pangeran Panjunan. Ia adalah seorang
keturunan Arab yang memimpin sekelompok imigran dari Baghdad, dan kemudian
menjadi murid Sunan Gunung Jati. Masjid Merah Panjunan
terletak di sebuah sudut jalan di Kampung Panjunan, kampung dimana terdapat
banyak pengrajin tembikar atau
jun.
Awalnya masjid ini merupakan tajug atau Mushola sederhana,
karena lingkungan tersebut adalah tempat bertemunya pedagang dari berbagai suku
bangsa, Pangeran Panjunan berinisiatif membangun Mushola tersebut menjadi
masjid dengan perpaduan budaya dan agama sejak sebelum Islam, yaitu Hindu –
Budha.
Bangunan lama mushala itu berukuran 40 meter persegi
saja, kemudian dibangun menjadi berukuran 150 meter persegi karena menjadi
masjid. Meskipun pendiri Masjid Merah Panjunan adalah seorang keturunan Arab,
dan Kampung Panjunan adalah merupakan daerah permukiman warga keturunan Arab,
namun pengaruh budaya Arab terlihat sangat sedikit pada arsitektur bangunan
Masjid Merah Panjunan ini. Barangkali ini adalah sebuah pendekatan kultural
yang digunakan dalam penyebaran Agama Islam pada masa itu.
Fakta unik Masjid Merah Panjunan, Cirebon:
1. Menariknya
dari masjid ini yaitu di salah satu sisi bagian masjid terdapat bangunan makam keramat dan sumur
yang menjadi mata air bagi warga sekitar,
2. Masjid Merah Panjunan merupakan masjid tertua
di Cirebon,
3. Saat berbuka puasa, di Masjid Merah ini
selalu menyuguhkan menu kopi arab dan makanan khas Cirebon dan Arab,
4. Masjid
ini terletak di Jl. Kolektoran (perempatan dengan Jl. Kenduran) Kampung
Panjunan, Desa Panjunan, Kecamatan Lemah Wungkuk, Kota Cirebon, Provinsi Jawa
Barat. Koordinat : 6° 43' 3.16" S 108° 33' 57.71" E
Dalam keramaian
suasana Kota Cirebon, Masjid Merah ini bisa menjadi alternative destinasi
wisata di Kota Cirebon. Apalagi ini merupakan bangunan yang mempunyai nilai
historical tinggi sehingga patut dilestarrikan. Siapa lagi yang menghargai dan
melestarikannya kalau bukan kita? Yuk siapkan diri berkunjung ke Masjid Merah
Panjunan, kami tunggu ya.
Sumber
Referensi:
·
Wikipedia.com
·
Laely Wijaya 2008.
Masjid Merah Panjunan Cirebon (Kajian Histori-Arkeologis). Skripsi UIN Sunan
Kalijaga, Yogyakarta.
·
http://www1.kompas.com/readkotatua/xml/2010/02/08/1539523/masjid.merah.panjunan.masjid.dari.lima.abad.silam |
Masjid Merah Panjunan Masjid dari Lima Abad Silam

0 komentar:
Posting Komentar