Apa yang terbersit di benak Ayah
Bunda dengan istilah “Pribadi Minyak”? Mari sejenak Ayah Bunda bayangkan
minyak yang lebih berat massanya dibanding
jenis benda cair lainnya, kemudian sifatnya yang tidak bisa bercampur dengan
benda cair lainnya. Begitu pula dengan pribadi minyak, merupakan pribadi yang
sulit untuk berbaur dengan orang lain. Anak dengan kepribadian minyak ini
biasanya anak yang pendiam, pemalu, introvert, kurang percaya diri dan mempunya
kecerdasan intrapersonal sehingga menyebabkan mereka lebih memilih menyendiri
dibanding bersama temannya. Berada bersama teman, tetapi tidak ikut bermain
bersma yang lain. Bagaimana bila pribadi minyak ini menimpa anak kita ? Apa
yang harus kita lakukan ?
Mendidik dan
menjaga tumbuh kembang anak usia dini memang susah-susah gampang. Anak dengan
berbagai karakternya, baik yang menjengkelkan maupun yang membanggakan, tetap
harus kita syukuri. Sebagai orang tua, kita harus selalu ingat ungkapan “buah
jatuh tak jauh dari pohonnya”. Bagaimanapun kita sebagai orang tua mempunyai
andil besar dalam menurunkan karakter pada anak..Jika anak kita mempunyai
karakter yang sulit sekali berbaur dengan temannya, maka yang pertama Ayah
Bunda lakukan adalah wajib introspeksi terhadap diri sendiri apakah kita juga
mempunyai sifat tersebut ? bila iya, tanyakan kembali ke diri kita apa saja
kesulitan-kesulitan yang kita alami bila mempunyai kepribadian minyak. Ini tentunya sebagai antisipasi bagi anak
kita agar tidak mengalami kesulitan yang
pernah kita alami.
Adapun salah
satu kesulitan anak dengan kepribadian minyak ini adalah kuper alias kurang
pergaulan. Walaupun mempunyai kepribadian minyak, namun usahakan anak tetap
mempunyai wawasan yang kekinian sehingga tidak menghambat anak untuk tetap
berkomunikasi dengan anak lain. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membaca
buku, majalah bersama anak, menonton video-video edukasi, bisa pula mengajak
anak ke tempat-tempat bermain, perpustakaan, tempat wisata yang kiranya
memberikan pengalaman yang menyenangkan sehingga bisa diceritakan kepada teman
atau saudaranya.
Selalu
memotivasi anak agar kepercayaan dirinya tumbuh, bisa dengan cara memberikan
pujian, penghargaan atas tindakannya. Jangan lupa berikan kepercayaan pada anak
dalam mengerjakan apapun. Biarka anak mengatur dan mengupayakan jadwalnya
sendiri. Usahakan tidak membandingkan anak dengan teman atau saudaranya.
Sangatlah bijak bila membandingkan anak kondisi sekarang dengan sebelumnya.
Jaga selalu
komunikasi kita dengan anak agar apapun keluhan dan curahan hati anak selalu
kita yang pertama kali mendengar. Ajak anak untuk urun rembug, sharing, diskusi
tentang berbagai hal. Hargai pendapatnya!
Ohya, jangan
pernah batasi anak dengan siapa dia bergaul. Bekali anak dengan kesiapan tahan
bully-an, agar bila ada yang membully maka tidak akan membuat dia down secara mental. Bilapun dia bergaul dengan anak
yang menurut kita kurang baik karakternya, jadikan hal tersebut sebagai warna
di kehidupannya dan ajak anak untuk mengambil pelajaran dari karakter teman
yang kurang baik. Ajak anak untuk bersosialisasi, bisa dengan cara mengikutkan
anak ke dalam acara kumpul-kumpul acara di tempat kerja kita yang tentunya
disitu juga terdapat banyak anak lainnya.
Menjadi orang
tua merupakan ajang introspeksi sekaligus wadah untuk lebih “menerima” apapun
yang diberikanNya terhadap anak kita. Apapun solusi yang dipaparkan disini,
ikatan orang tua dengan anak akan selalu membuahkan solusi yang pas untuk
mengatasi kesenjangan pada anaknya. Inilah makna hakiki parenting di kala
genting!

0 komentar:
Posting Komentar