This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 26 Januari 2018

PESTA LAUT ANTARA EKSPLORASI DAN ELABORASI BAGI ANAK USIA DINI (AUD )





“Ibu, itu ada mobil besar sekali, lalu ada anak diatas mobil. Fikri pengen bu naik itu. Trus, di belakangnya ada ikan besar sekali”
“Itu apa bu,kok di bawa ke laut?”
Begitulah tanya anak-anak melihat arak-arakan  nadran di daerah kami. Tinggal di daerah pantura, Cirebon, memang mengasyikan. Selain kulinernya yang variatif, anak-anak juga tiap tahunnya selalu melihat arak arakan pesta laut/nadran.  Gelaran tahunan itu begitu meriah dengan sederet tontonan replica dalam ukuran besar dan berbagai bentuk.
            Di daerah pantura, atau pantai utara yaitu wilayah antara daerah Subang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, tiap tahunnya diadakan pesta laut atau nadran.  Pesta laut ini sebagai ungkapan rasa syukur atas diberikannya limpahan rizki dan  dengan harapan agar ke depanya bisa mendapatkan rizki yang lebih baik lagi. Pesta Laut ini bisa menjadi ajang pembelajaran bagi AUD untuk mengetahui lebih detail tentang apa saja adat yang ada di Indonesia. Peran guru lah yang diharapkan mampu mengelaborasi pesta laut menjadi hal yang bisa dikonsumsi oleh para AUD.
Pengenalan adat tak hanya melulu melalui tayangan visual, flashcard, nyanyian, cerita tapi juga bisa di elaborasi dan di eksplor sesuai kurikulum 2013 yaitu melalui proses saintifik. Anak-anak akan diajak mengamati, mengumpulkan informasi sampai pada akhirnya bisa mengkomunikasikan tentang pesta laut kepada keluarga ataupun pihak terdekatnya.
Terkait dengan pengenalan adat, pada kurikulum Taman Kanak-Kanak telah terakomodir dalam tema Negaraku. Sehingga ketika subtema adat Nadran dikenalkan pada anak maka sudah sesuai dengan muatan local daerah kita. Sungguh apabila hal ini bisa di eksplor dan di elaborasi oleh guru maka ini akan menjadi sebuah pembelajaran yang sangat bermakna. Dimana anak akan mengenal salah satu   budaya local.
Adapun cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah dengan mengikutsertakan anak membuat salah satu bagian kecil dari replica yang akan diarak pada acara nadran. Tentunya hal ini akan mengasah perkembangan fisik motoriknya.
Terkait pengembangan nilai nilai agama dan moral, maka anak akan di ajak untuk bersyukur pada Sang MAha Pencipta. Lalu bisa di elaborasi pula bagaimana kita mengaplikasikan syukur kita kepada Tuhan sesuai dengan agama masing-masing.
Dalam pengembangan social emosi, pesta laut ini mengajarkan anak bahwa banyak hal yang perlu kita syukuri, bagaimana mengatur emosi ketika mendapat banyak rizki dari Tuhan, dan hal hal lain yang bisa kita eksplor. Pada pengembangan bahasa dan kognitif  juga banyak hal hal yang bisa dikembangkan terkait pesta laut ini.
Momentum tahunan ini perlu dikenalkan pada AUD agar ke depannya mereka lebih bijak menyikapi adat dan budaya local. Sehingga peran guru, keluarga, masyarakat harus saling bersinergi agar proses saintifik pada kegiatan pesta laut ini bisa terwujud.

https://www.google.com/search?q=gambar+pesta+laut&client=firefox-b&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=0ahUKEwiPmeOUjfbYAhVGOI8KHae3AQwQ7AkIQQ&biw=800&bih=471#
Hasil gambar untuk gambar pesta laut

Selasa, 23 Januari 2018

STOP KEJAHATAN SEKSUAL PADA ANAK!


            Maraknya kasus kejahatan seksual pada anak membuat kita sebagai orangtua menarik napas sedalam-dalamnya. Bagaikan parade, berita tersebut setiap hari berseliweran di media social. Seperti berita terbaru di dekat lingkungan sekolah anak saya, terjadi kejahatan seksual seorang tukang ojek terhadap anak perempuan usia SD, dan mirisnya lagi kejadian tersebut dilakukan di masjid. Ketika hal ini terjadi, maka yang paling cepat bertindak adalah hukum social. Sang tukang ojek pun akhirnya diusir tidak boleh mangkal di tempat kami.
            Pertanyaannya adalah apakah hukum social tersebut sudah cukup bagi keamanan anak-anak kita ? apakah hukum social tersebut bisa menekan angka kejahatan seksual di daerah kita? Apakah ada jaminan pelaku tersebut berhenti melakukan kejahatan seksual? Bagaimanapula menangani korban kejahatan seksual agar tidak menjadi mata rantai kejahatan seksual? Dan tentu masih banyak lagi tanya yang entah bagaimana lagi mencari jawab dan solusinya.
            Namun, bagaimanapun juga tindakan preventif merupakan solusi terbaik yang  dilakukan selain tindakan kuratif. Terkait dengan anak usia dini (AUD), tindakan preventif terhadap kejahatan seksual antara lain bisa dilakukan dengan cara :
1.      Memberitahukan AUD agar jangan ikut orang yang tidak dikenal yang memberi permen atau makanan lain
2.      Berupa jurus TANGKIS,yaitu memberitahukan pada anak tentang :
T= Tubuhku adalah milikku
A=Ada rahasia dibalik baju (hendaknya orangtua ijin terlebih dulu ketika hendak melepas baju anak, sehingga anak akan memeberi respon negative/penolakan  ketika ada orang tak dikenal berani membuka bajunya)
N=Nggak boleh (Memberitahukan AUD Apabila ada yang cium, pegang badan, dada, perut, sekitar celana di tempat sepi dan orang tersebut memaksa, AUD harus asertif atau berani berkata tidak jika  ada yang memaksa untuk melakukan hal yang tidak kita sukai)
G=Gelagat bahaya, waspada (maka AUD jangan malu dan takut harus teriak keras dan langsung lari ke tempat ramai )
K=Kalau memaksa harus dilawan
I=Ingat, bahwa tidak semua rahasia itu baik
S=Selalu cerita (Ajarkan agar jangan takut atau malu untuk bercerita kejadian apapun pada orangtua/guru/orang yang disayangi)
3.      Bawa konsultasi dengan para ahli apabila AUD menjadi korban kejahatan seksual.
4.      Lakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan masyarakat agar saling menjaga AUD dari kejahatan seksual
5.      Jangan lupa agar orangtua selalu memberi perlindungan anak dengan doa di setiap saat.
Adapun cara menyampaikan hal tersebut yaitu dengan cara menyenangkan agar AUD tidak bosan dan jenuh seperti :
a.       Selalu putarkan video berisi tentang pencegahan tindakan kejahatan seksual baik di sekolah/rumah,
b.      Rutinkan melakukan simulasi tindakan pencegahan kejahatan seksual baik di sekolah/rumah
c.       Dongengkan kepada AUD upaya pencegahan kejahatan seksual
Salam Edukasi Ramah Anak!



Sumber : - Acara Parents Gathering, 16 Maret 2016 di UMC bersama Kak NitNit

-          Video Pencegahan Kejahatan Seksual pada AUD dari GN AKSA (Gerakan NAsional Anti Kejahatan Seksual Anak)

Senin, 22 Januari 2018

CONGKLAK : AMONG THE CHILDREN NOW





“Ah, aku harus membagi tabunganku sekarang ni! Tak apalah,berbagi  itu tidak akan mengurangi hartaku. Pasti nanti aku juga akan mendapatkan banyak simpanan lagi”
Begitulah, celetukan anak-anakku ketika bermain congklak. Lho kok congklak? Bukankah celetukan tadi menyiratkan tentang berbagi, tabungan, simpanan? Betul, tapi tak selamanya celetukan diatas diartikan dalam arti sesungguhnya.
Tak dipungkiri lagi, siapapun pasti menyenangi permainan terutama anak-anak. Permainan merupakan  hal yang mengitari dan melekat pada anak-anak kita. Sesuatu yang membuat imajinasi kita melayang dan berkembang. Permainan merupakan sesuatu yang membuat badan kita bergerak, tak hanya imajinasi yang melayang. Daya pikir dan daya ciptapun  ikut berkembang membersamai permainan. Tak hanya itu, proses sosialisasi, pembentukan karakter dan proses saintifikpun diikutsertakan terlibat dalam permainan. Itu idealnya sebuah permainan.
 Namun, sudah jadi rahasia umum bahwa anak-anak era tahun 2000an sudah terjangkit permainan : video games, playstation , tayangan televisi dan sejenisnya. Permainan ini minim aktifitas gerak, motorik kasar. Cenderung membuat anak betah berlama-lama di depan layar, tak beranjak dari tempat duduk. Matapun hanya focus pada layar sehingga menimbulkan efek derivative negative lainnya. Tak hanya itu, proses sosialisasi, pembentukan karakter dan proses saintifikpun terhambat.
Ketika layar kaca lebih menarik bagi anak-anak, apadaya orangtua harus segera bertindak sebelum anak-anak terlanjur menjauh dari apa yang seharusnya dikembangkan.
Terkait permainan congklak pada awal paragraph, yang mungkin kian menurun diminati, banyak hal bisa diambil manfaat dari permainan ini. Congklak merupakan permainan yang tidak terlalu menyita energy dan gerak. Artinya bahwa congklak hampir sama dengan Play station yang dimainkan berdua, tanpa banyak aktifitas fisik. Namun, bila kita cermati maka banyak nilai social dan emosional anak yang bisa dipelajari pada permainan ini.
Permainan congklak ini identik dengan mengumpulkan banyak biji congklak agar kita menang. Kadangkala dalam permainan congklak, kita sudah mengumpulkan banyak biji congklak pada satu lubang, tapi akhirnya ada momen kita harus membagi biji-biji congklak yang sudah kita kumpulkan. Disinilah perkembangan social emosional anak kita optimalkan.
Ajak anak untuk belajar ikhlas membagi hartanya berupa biji congklak, ajak anak untuk berbagi dari hasil simpanan biji congklaknya. Dan pahamkan kepada anak ketika kita berbagi, sebenarnya itu adalah simpanan untuk kebaikan kita sendiri, karena kita pun akan mendapat kiriman biji congklak dari teman main kita.
Tak perlu marah-marah ketika biji congklak kita bagi, kitapun harus memupuk kesabaran untuk mengumpulkan biji congklak kita lagi. Selama permainan congklak berlangsung, damping  anak-anak kita agar mengerti makna berbagi dan bersabar dalam mengumpulkan harta, berbagi itu tak akan mengurangi harta kita.
Selamat mendampingi buah hati tercinta dalam bermain!

Jumat, 12 Januari 2018

KETIKA PROFESI PETANI TIDAK (LAGI) MENJADI CITA-CITA ANAK



Sepagi ini, anak-anak TK sudah riuh berebut menyuarakan cita-citanya atau profesi yang diinginkan ketika besar nanti. “Aku ingin jadi pilot”, kemudian ada lagi yang ingin jadi guru, dokter, polisi, tentara, arsitek dan lainnya. Selalu, anak-anak begitu ramai dan antusias ketika membahas cita-cita. Sepertinya sudah naluriah manusia yang senang membayangkan ataupun merencanakan masa depan.
                                   Namun, sayang di sayang, kebanyakan profesi yang anak-anak lontarkan adalah pekerjaan yang memakai seragam dan bergaji bulanan. Jarang sekali anak-anak menyuarakan cita-cita mereka ingin menjadi pedagang atau bahasa kerennya wirausaha dan petani atau insinyur pertanian. Entah apa yang melandasi pemikiran anak-anak sehingga yang mereka ketahui adalah profesi berjenis memakai seragam dan bergaji bulanan. Jangan-jangan kita sebagai orang dewasa di sekitar mereka mempunyai andil besar terhadap pengetahuan profesi bagi anak-anak. Memang tidak salah jawaban mereka, tapi alangkah baiknya kita sebagai guru maupun orang tua/dewasa mengenalkan profesi-profesi lain yang lebih bervariatif. Selayaknya, mulai dari sekarang pengenalan profesi petani maupun profesi lainnya dilakukan melalui proses saintifik.
                                   Kali ini, saya akan menyoroti profesi petani. Biasanya anak-anak TK hanya mengenal petani itu membawa cangkul, memakai caping, menggarap lahan sawah.          Bila mengenalkan profesi petani melalui proses saintifik, dimulai dengan proses mengamati  apa saja yang dilakukan petani di sawah atau ladang. Proses mengamati ini bisa melalui media audio visual seperti menonton video, ataupun melalui buku, atau bila memungkinkan kita pergi ke sawah/ladang agar anak langsung menghirup udara persawahan, memegang tanah sawah, melihat langsung tanaman padi dan sosok petani.
                                   Tahap kedua setelah mengamati apa saja yang dilakukan petani, kemudian anak-anak dipersilakan untuk menanya tentang apa saja terkait petani, berapa lama menanam padi/kacang/papaya, apa saja alat-alat yang dipakainya, apa saja yang ditanamnya, dan lain-lain.
                                   Setelah itu, kita ajak anak-anak untuk menggali informasi terkait mengumpulkan informasi tentang petani. Misalnya, mana saja yang termasuk alat-alat yang dipakai oleh petani, tanaman apa saja yang dikelola petani, atau hal lainnya.
                                   Kemudian setelah proses mengumpulkan informasi, selanjutnya adalah tahap menalar. Kita ajak anak-anak berpikir atau menalar atau mengasosiasikan, misalnya petani yang mengelola tanaman padi, nantinya akan menjadi beras setelah melewati proses yang panjang. Pada akhirnya beras akan menjadi nasi sebagai makanan pokok masyarakat di Negara Indonesia. Disini bisa di eksplor lagi bahwa makanan pokok selain padi ada sagu, singkong dan lainnya. Setelah itu ajak anak berpikir bagaimana seandainya petani tidak ada di negara kita? Bagaimana kita akan mendapatkan beras sebagai makanan pokok kita? Jika membeli pada Negara lain, bisakah kita membelinya karena harga mahal? Ya, intinya ajak anak untuk mengasosiasikan tentang petani terhadap hal-hal di sekeliling anak-anak.
                                   Hal terakhir pada proses saintifik yaitu mengkomunikasikan apa yang telah diketahui tentang petani. Bisa dengan mengajak anak-anak TK melakukan presentasi  secara sederhana, seperti menceritakan gambar tentang petani. Menguraikan pebedaan petani dengan profesi lain, dapat pula mengkomunikasikan dalam bentuk hasil karya membuat diorama petani dan sawah.
                                   Ayah Bunda dan rekan guru, menarik bukan bila kita mengimplementasikan proses saintifik tak melulu pada kegiatan sains? Semua tema bisa diproses saintifikkan. Dan harapannya semoga anak-anak kita makin mencintai profesi petani dan menghargai pekerjaan petani. Sehingga akan tumbuh sikap mulai dari hal yang kecil yaitu selalu menghabiskan makan tanpa sisa. Nasi, singkong sagu akan selalu dihabiskan tanpa sisa sebagai bentuk penghargaan atas hasil jerih payah pak Tani. Selamat Hari Tani! Jaya terus Petani Indonesia!
Hasil gambar untuk gambar petani
https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjw9fLXi9LYAhXFtY8KHWHwDZAQjhwIBQ&url=https%3A%2F%2Fplay.google.com%2Fstore%2Fapps%2Fdetails%3Fid%3Dcom.eightvillages.petani.android%26hl%3Din&psig=AOvVaw0pe-heYhtr5mzzf_EaSf3e&ust=1515834829089474