This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 11 Desember 2017

Kala Kakak Lebih Sering Mengalah Terhadap Adik




          Sebut saja J, 8 tahun, mempunyai adik F, 6 tahun. Layaknya kakak adik pada umumnya, mereka berdua main bersama, saling bertukar mainan, bertukar posisi, lalu ujung-ujungnya  bertukar pukulan atau cubitan karena rebutan mainan. Hal yang tak terduga inilah yang membuat orang tua bersikap reaktif. Alih-alih berusaha menenangkan mereka, malah ternyata justru orang tua yang harus ditenangkan dulu menghadapi hiruk pikuk anak  karena sikap reaktif orang tua sendiri.
Sebenarnya, sudah jamak bagi  orang tua mengalami kondisi bernama “Sibling Rivalry”. Apalagi orang tua dengan jumlah anak lebih dari dua dengan jarak usia anak yang berdekatan. Namanya juga sibling, kakak adik dalam satu rumah dengan berbeda keinginan dan kemauan pastilah akan terjadi benturan satu sama lain. Namanya juga anak-anak, terkadang hal yang diributkan hanya hal sepele. Namun, jangan salah ya sibling rivalry ini juga bisa terjadi pada kakak adik dewasa. Sebagai orang tua harus bijak menyikapi peristiwa ini agar tidak ada yang tersakiti baik kakak maupun adik. Agar kakak tak selalu diminta untuk mengalah. Namun, bagaimana caranya ?
Sebelumnya, perlu kita pahami bersama bahwa sibling rivalry ini merupakan ekspresi atau ungkapan marah satu sama lain. Seringkali ketika hal ini terjadi, kita sebagai orang tua selalu bersikap meminta kakak untuk mengalah saja dengan alasan si adik lebih kecil, lemah dan belum mengerti apa-apa. Hal ini akan membuat kakak merasa tidak diperhatikan, tidak percaya diri, lambat laun akan menjadi pribadi lembek yang tidak bisa mempertahankan pendapatnya. Hal ini jangan sampai terjadi ya. Diharapkan kita bisa menjadi penengah bagi anak-anak. ketika adik yang melanggar aturan, maka ada hukuman yang sesuai usianya. Begitupula jika kakak yang melanggar aturan.
Dalam sibling rivalry, anak saling mengungkapkan emosi marah, mempertahankan pendapatnya/haknya. Hal tersebut merupakan hal baik jika dilakukan tanpa kekerasan fisik. Artinya, coba kita tanamkan pada anak ketika marah kita harus bisa tahan diri dan tidak memukul kakak/adik, misalnya.
Lalu, ingatkan anak bahwa bila sudah  tidak tahan dalam mengungkapkan emosi, segera beritahu mama/papa apa yang terjadi. Bila terlanjur sudah terjadi adegan dramatis saling tukar pukulan dan cubitan atau hal lain yang bersifat kekerasan, maka segera leraikan dan biarkan mereka menangis terlebih dahulu. Karena nasehat apapun tidak akan di dengar disaat pertengkaran terjadi.
Setelah mereda, kemudian tanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Mulai masukkan nilai-nilai positif ketika mendengar masalah yang sebenarnya terjadi. Bila masalahnya karena berebut mainan, maka anjurkan untuk main bersama sehingga mainan tersebut akan menjadi milik bersama. Namun, sebagai orang tua kita harus sabar dan tak bosan menyikapi ketika anak kembali ber“sibling rivalry” padahal baru beberapa menit dinasehati. Nikmati proses ini ya Ayah Bunda, karena inilah ladang amal jariyah kita. Semoga bermanfaat!

Kala Curiosity Si Kecil Tak Bisa Dibendung




          Kali ini kisah tentang S, si kecil usia 6 tahun yang menyukai mengutak-atik mobil-mobilan atau mainan yang lainnya. Selama ini orang tuanya welcome saja dengan tingkahnya. Namun, suatu hari S memainkan HP ayahnya. S sudah terbiasa memainkan video, kamera, game dari HP. Hari itu keisengan S timbul sehingga mengutak atik format HP ayahnya. Akibatnya banyak data dari HP yang hilang. Dan, orang tuapun mulai uring-uringan menghadapi tingkah S. Ada S, ada pula H yang sama tingkahnya. Namun, kali ini H memainkan computer dan kasusnya sama seperti S yang menghilangkan data di computer. Tak hanya HP, computer bahkan lipstick, bedak, dan alat kosmetik mama pun tak lupa terjamah oleh anak – anak. 
Anak-anak dengan tingkah khasnya, memang tak bisa disalahkan. Begitulah kodrat mereka yang terlahir dengan rasa ingin tahu yang tinggi, egosentris sehingga perlu ditumbuhkan, distimulus agar perkembangan mereka sesuai yang diharapkan.
Sebagai orangtua, ketika menyikapi kekurangan dan sikap anak-anak yang belum sesuai harapan maka mau tidak mau harus dengan bijaksana dan lapang dada. Ada kekhawatiran ketika kita menyikapi dengan sikap yang reaktif maka anak akan mandeg rasa ingin tahunya, fatalnya lagi anak enggan mencoba sesuatu yang baru atau malah antipati dengan orang tuanya.
Selain itu, tetap pantau apa apa yang mereka lakukan tapi tanpa ada pembatasan gerak. Pembatasan gerak akan membuat anak tertekan dan tidak menumbuhkan kreatifitas.  Aturan yang diberikan pada anak sebaiknya lebih kepada pemberitahuan efek apa yang akan terjadi bila dimainkan tidak sesuai aturan.
Selalu tanamkan bekal pengetahuan kepada anak untuk menghindari dan mengenal hal-hal atau benda benda yang berbahaya. Hal ini sebagai upaya mengenalkan perilaku keselamatan diri pada anak. Seperti mengenalkan bahayanya colokan listrik di rumah, bahayanya menyalakan kompor ketika sendiri dan lain-lain. Pembekalan pengetahuan keselamatan diri ini bisa diberikan melalui penayangan video, simulasi di sekolah dan lain lain yang sekiranya menyenangkan bagi anak.
Namun, seyogyianya orang tua dan guru juga tetap terus mengingatkan buah hati tentang keselamatan diri secara kontinyu. Dan pastikan kondisi sekitar anak aman dari benda atau hal berbahaya. Tak lupa, tanamkan kepada si kecil untuk meminta maaf ketika melakukan kesalahan karena keingintahuannya. Hal tersebut akan membuat si kecil bertanggung jawab dengan mengajak dia memikirkan solusi untuk memperbaiki kesalahannya. Dan senantiasa dampingi terus kala anak bermain sambil menyelami karakter dan keistimewaan buah hati kita yang istimewa. Semoga bermanfaat !

Minggu, 10 Desember 2017

Sambut dan Hadapi Liburan Penuh Makna Bersama Anak - Anak





Liburan biasa dihadapi bahkan ditunggu-tunggu kedatangannya oleh anak-anak kita yang mengenyam pendidikan di suatu lembaga pendidikan, entah itu ma’had atau yang lainnya. Namun orangtua perlu waspada, agar liburan anak bukan menjadi saat-saat yang justru merugikan. Tentunya kita tak ingin liburan kali ini menjadi sia sia tanpa makna dan membuyarkan pondasi rutinitas terpuji yang sudah dibangun.
Sebenarnya masa liburan merupakan nikmat waktu luang. Oleh karena itu, seyogianya anak disadarkan akan hal ini, sehingga waktu liburan harus digunakan sebaik mungkin. Rasulullah telah memperingatkan, betapa banyak manusia yang terlalaikan dari nikmat waktu luang ini, sehingga hanya menuai kerugian belaka. Beliau bersabda, sebagaimana yang dinukilkan oleh sahabat yang mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu darinya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari no.6412)
Terkadang lemahnya kita dalam menghadapi anak, sedikitnya bimbingan dan teladan, atau kurangnya pengawasan kita menjadi salah satu di antara sekian sebab anak melewati masa liburan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan. Sekadar menghabiskan waktu dengan duduk-duduk mengobrol bersama teman, berkelana dari mal ke mal, atau menekuri acara demi acara televisi. Kadangkala pula justru orangtua yang memfasilitasi anak untuk itu, atau membiarkan anak “sedikit bersantai” dengan meninggalkan berbagai rutinitas yang terpuji.
Bagaimanapun, anak selalu membutuhkan peran kita, orangtua mereka. Termasuk saat-saat mereka menghadapi liburan.
            Lalu bagaimana agar sambut liburan menjadi lebih menyenangkan tanpa melupakan rutinitas terpuji sebelumnya? Berikut tips manajemen waktu sambut dan hadapi liburan penuh makna bersama anak-anak :
1.      Selalu gaungkan atau broadcast terus menerus ke anak anak awal dan akhir liburan. Tunjukkan secara visual melalui kalender jarak liburan yang akan mereka lewati. Kemudian visualkan pula banyaknya hari libur dengan jari jari ( bagi anak pra sekolah). Sehingga mereka paham akan banyak sedikitnya hari libur nanti.
2.      Manajemenkan waktu liburan dengan baik.
Pahamkan secara dini bahwa liburan adalah waktu bersantai yang tetap harus dilewati dengan banyak kegiatan positif seperti tetap mengaji, mengkaji pelajaran yang telah lalu, mengulang hapalan Alquran. Jadi tak melulu menonton tivi ataupun bermain main saja.
3.      Kita kenalkan ke anak bagaimana membagi waktu liburan menjadi beberapa fase.
Misal, fase awal liburan digunakan untuk membereskan buku-buku atau segala macam perlengkapan pada tahun ajaran kemarin.
Fase tengah liburan, digunakan untuk mulai membenahi keperluan tahun ajaran baru seperti membeli perlengkapan sekolah, dll. Ini dimaksudkan agar tidak perlu berepot-repot ria dan berdesak-desakan di toko perlengkapan sekolah ketika mepet masuk sekolah.
Kemudian fase akhir liburan bisa digunakan untuk lebih santai dan menikmati waktu.
Fase fase tersebut tidak menjadi patokan baku bahwa misalnya awal liburan harus dan Cuma kegiatannya membenahi perlengkapan tahun ajaran kemarin, tapi tetap ada aktifitas refreshing lainnya seperti mengunjungi sanak keluarga ataupun melancong.
4.      Tetap mengistiqomahkan kegiatan baik yang sudah menjadi kebiasaan ketika hari sekolah, seperti bangun pagi, sarapan pagi, mandi pagi dll.
5.      Ketika liburan akan berakhir siapkan mental anak untuk tetap semangat dan tanamkan bahwa menjalani rutinitas itu menyenangkan selama itu adalah rutinitas positif insyaAlloh mendatangkan pahala.
6.      Hal terakhir : Mari semangatkan diri kita terlebih dahulu sebelum menyemangati anak anak kita.
Tetap semangat sambut liburan di depan mata. Jadikan masa liburan sebagai momen untuk mulai membiasakan / mendawamkan hal hal positif. Welcome and Happy Holiday !