This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 20 Februari 2020

Perpisahan
(Nur Fitri Agustin)

Menggulana dalam pisah
Perpisahan seperti ainunjariyah
Seperti tiada Alloh
Padahal ada abadiah

Bila pisah tanpa amarah
Tentu sesuai akidah
Kita bukan di engeri antah berantah
Kita punya aturan bukan sekedar alamiah

Perpisahan dalam bijak
Agar ada Alloh dalam jarak
Agar hidup lebih berakhlak
Hingga tak sekedar jalani almanak

Cirebon, 21-2-2020

#flpjabarberpuisi2020
#februariberpuisi

Selasa, 18 Februari 2020

 Terjerembap dalam Cinta
(Nur Fitri Agustin)

Kuterjerembap dalam cinta
Bertatap dalam mata
Dan hatipun berkata
Aku menggila karena cinta

Waktupun bergulir nyata
Kuterjerembap dalam nyata
Menggulana hingga penuh derita
Menyadari cinta penuh durjana

Ratapan tiada makna
Coba meraih bahagia
Namun, tak bisa
Cinta ini penuh durjana

Ceruk Bahagia di Cirebon, 19-2-2020

Senin, 17 Februari 2020

Cadas Ngampar


Tahun 3000
“Pergi! Pergi menjauh dariku!” jeritku berusaha mengusirnya. Ku lihat sosoknya makin mencacap diriku. Aku takut!
“Bukankah kau yang mendesis mengharapkan diriku menjadi temanmu?”, desahnya, “dan kaupun berharap serbuk serbuk dandelion mengantarkan desisanmu itu padaku. Ingatkah kau kala itu?”, bisiknya bak mafela yang menggelung di leher. “Aku datang untukmu dan teman-temanmu!” serunya sambil menatapku tajam.
Netraku menggelap. Aku ingat, enigma membuatku ingin bertemunya. Corona. Mengingatkanku pada tahun itu.
Tahun 2020
Corona mendesah, membuat semua orang di Wuhan terpedaya. Terkecoh sehingga tak mampu lagi meninggalkan Wuhan. Sayangnya, Corona tak secantik nama dan artinya. Selayaknya padmasana yang membutuhkan Corona, tapi tidak untuk Corona yang satu ini.
Dari kejauhan, aku mencoba memecahkan enigma ini. Desahan Corona sungguh hanya alibi. Sungguh sebuah  enigma yang belum terbeset. Tahukah kalian? Begitu cepat manusia takluk oleh Corona. Begitu cepat Corona merajalela, menguar ke penjuru dunia. Pun dengan Indonesia, ikut sibuk menyambutnya. Jakarta, Bandung sampai Waled, di Cirebon sudah disinggahinya. Silaturahmi yang akan meninggalkan jejak enigma mengapa Corona hadir.
Sebenarnya aku ingin berkenalan dengannya. Kala itu aku ingin raba-rubu menyambutnya. Tapi urung kulakukan. Bapak-bapak penggali pasir selalu membicarakannya. Sehingga aku hapal tanpa tatap muka dengannya. Sungguh aku tersungging membayangkan Corona.
Namun, bapak-bapak penggali pasir itu menolaknya. Aku tahu dari cara mereka bercerita begitu membencimu. Begitu juga aku bertahun-tahu kemudian. Hanya saja aku telat membaca kelakuan burukmu.
Masyarakat kian eklektif. Kian menala hal-hal apa saja yang bisa membuatmu tercabik tanpa meronta. Inilah yang membuat para penggali makin bergiat menggali. Walaupun dalam keadaan neniti, mereka bersemangat mendapatkan rupiah 120-150 ribu per hari guna menghalau Corona.
Masyarakat makin menjaga kesehatan karena Corona. Begitu aku dengar dari berita Emak-Emak penggali pasir. “Ah baguslah!”, desisku menyahut dalam hati obrolan mereka. Ada satu hal yang ku amati, rupanya pekerjaan bapak-bapak penggali pasir itu sekarang dibantu oleh para emak yang seharusnya berada di rumah.
Cadas Ngamparpun sekarang ramai. Semua kalangan turun menggali tebing. Oh antara sakit dan senang melihat keriuhan mereka saling beradu, chit-chat tentang semua hal. Menambah wawasanku hahaha.
Tahukah kalian? Mengapa para emak ikut mencari rupiah bersama bapak-bapak? “Aku harus bayar BPJS yang makin melonjak. Belum lagi anakku sakit setelah berkenalan dengan Corona! Apalagi dayaku? Sebatas bawang merah dan minyak tak mampu menyembuhkan sakit anakku. Corona sungguh kejam!” seru salah satu emak sambil menitikkan air mata. Ehm, tak kusangka begitu memikatnya Corona hingga membuat seseorang sakit. Aku makin penasaran dengan Corona. “Maukah kau menjadi temanku, Corona?”, desisku. Berharap serbuk serbuk dandelion mengantarkan desisanku ini padamu ya Corona.
Semenjak berita Corona berjebah, tak ayal Cadas Ngamparpun sering dikunjungi banyak pihak. Pihak pemerintah, pihak dinas kesehatan, pihak perusahaan air minum dan lainnya. Masyarakat sekitar mendapatkan asupan banyak vitamin, air bersih, makanan sehat dan suntik vaksin! Wow, aku pikir pemerintah sungguh berubah saat ini. memerhatikan warganya untuk sehat. Ini karenanya! Ya, karena Corona. Senyumku berkelebat membayangkannya.
Tapi aku kaget. Aku selalu mendengar rintihan lirih di siang hari. Dan teriakan yang menggema di malam hari. Dalam netraku yang menggelap, tak kulihat sosok siapapun malam itu.   Entahlah rintihan dan teriakan siapa itu? akan ku cari tahu diantara kerumunan para penggali pasir itu.
“Mak, sudah dapat vaksin belum? Anakku hampir tiap hari ditengok bu dokter,” seru Mak Ratminah kepada Mak Juminten.
“Wah, ya semuanya dapat. Orang kayak kita yang seringnya di luar rumah, ya mesti dapat tiap satu minggu sekali. Alhamdulillahnya aku sudah ga bayar BPJS. Mau tiap hari disutik vaksin, ya manga. Gratis ini” Ujar Mak Juminten girang.
“Masa? Aku belum tahu tuh. Bagaimana cara mengurus biar BPJS tidak bayar?” Tanya Mak Ratminah.
“Datang saja ke Pak Baridin”, jawab Mak Juminten.
Aku bersyukur mendengar berita ini. Artinya Corona sungguh membuat pemerintah sadar bahwa masyarakat butuh diperhatikan kesehatannya. Aku tersenyum, makin ingin bertemu Corona.
Tahun 2030
Baru beberapa tahun Corona menjadi hits di penjuru dunia. Tiba-tiba hari ini tidak ada lagi para penggali yang datang. Suasana sepi tanpa gurauan para penggali.
Tiba-tiba “Aww!” aku berteriak. Ternyata alat suntik itupun mulai menancap di tubuhku. Tiba-tiba hari ini aku dikagetkan oleh Tanah Cadas Ngampar yang menampar dirinya agar tampil memelas. Tahukah kalian mengapa hal itu dilakukannya? Tanah Cadas Ngampar berupaya alat alat suntikan itu tidak ikut menghujam di tanah.
“Aku lelah! Aku sakit! Aku tidak mau” teriaknya.
“Mengapa aku yang menjadi kambing hitam? Mengapa aku yang merasakan semua ini? Dzikirku tak hanya untukku. Tak hanya untuk memuja Sag Pencipta. Ttapi dzikirku juga untuk manusia. Tapi apa balasannya? Hai Manusia, mari kita bersama menuntaskan ini semua” ujarya lirih memelas.
Namun, apa daya? Rumah sakit di Cirebon seluruhnya kelebihan stok alat-alat suntik. Limbah rumah sakit berjebah. Cadas Ngampar selalu berbaik hati menampungnya.  Tanpa protes. Di ketinggian ini, Tanah Cadas Ngampar melenguh panjang. Tanah Cadas Ngampar tertampar oleh suntikan.  Suntikan yang katanya untuk melindungi masyarakat.
“Dimana Maesens? Yang katanya melindungi masyarakat beserta lingkungan. Dimana para pelindung, para aparat?” teriaknya.
Aku tergugu. Tak sengaja ku lantunkan namanya, Corona, Corona, Corona. Tolong kami!
Tahun 3000
“Hai Tebing, sudah ingatkah kau memanggilku dulu? Kini aku datang!” sahut Corona terkekeh.
Aku melengos melihat tatapannya yang merayu. Aku menahan sakit. Teramat sakit. Alat-alat suntik itu makin mendekatiku. Makin menghujamkan jarum tajamnya tanpa perasaan. Tanah di depanku sudah ambruk menampung semua alat suntik tersebut beserta limbah rumah sakit lainnya. Rupanya inilah akhirku di Cadas Ngampar.
Penuh sesak dengan limbah rumah sakit yang mengandung virus Corona, aku tak tahan. Aku menyerah. Ya Tuhan, aku si Tebing yang dulu menjulang tinggi berwibawa di Cadas Ngampar. Aku yang dulu berhasil menaikkan tingkat ekonomi masyarakat Cadas Ngampar sehingga menghasilkan banyak uang. Kini aku terkapar di Cadas Ngampar.
Maka benarlah para ulama yang berkata "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (41) Katakanlah (Muhammad), “ Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (Ar Rum 41-42)
Kemana para padri? Kemana para pecinta lingkungan? Kemana para dewan? Aku, si Tebing Cadas Ngampar mencarimu. Memelas meminta pertolongan.
“Sudahlah Tebing, mari bermain denganku. Para penggali sudah tidak ada. Di dunia ini hanya ada aku dan kamu. Kita nikmati kesunyian ini bersama.” Seru Corona sambil terbahak-bahak puas.
“Jika ini adalah akhirku bersama alat suntik dan limbah rumah sakit lainnya, maka aku ikhlas Ya Tuhan” desis Tebing pelan.
“Aaaaaaargh! Allohu Akbar!”, pekik Tebing sebelum dirinya ambruk menutupi limbah rumah sakit.

*Cerita ini hanya fiksi belaka. Berharap kepadaMu ya Robb, agar virus Corona bisa dihilangkan. Begitu juga dengan pengelolaan tempat pembuangan sampah di Cadas Ngampar semoga makin dikelola dengan baik.

Sabtu, 15 Februari 2020

Gabak Kian Pekat
(Nur Fitri Agustin)

Gelisahku berdekut
Abal kian memekat
Bak papan tulis berlumus grafit
Apakah hatipun gelap?
Kala gabak kian memekat di ujung langit

Ketika itu kuda meringkuk
Ikan terhenyak dalam gerecak
Ayam berhenti berkokok
Nun rasa berirama

Pastilah takut gabak ini sebuah akhir
Enyahkan ingatan akan dosa
Katup bibir terbuka merapal dzikir
Andai sebelum ajal datang
Taubat adalah keniscayaan

Gempita di Cirebon, 16-2-2020

#puisiakrostik

Jumat, 14 Februari 2020

 Jejak Dosa
Karya: Nur Fitri Agustin

Jenaka, kumerasa
Elak, kuragu
Jabat, kueratkan
Apalah daya diri ini
Kala dosa berdekut rapat

Di sepertiga malam, ku mohon belas
Oh, atas dosa!
Seperti siung yang berkeliling
Amat memusingkan, berdesing

Gempita di Cirebon, 15-2-2020

#puisiakrostik
#flpjabarberpuisi2020
#februariberpuisi

Kamis, 13 Februari 2020

Harapan Februari

Karya: Nur Fitri Agustin

Hutan melolong
Akan hatinya yang tercabut
Riuh kayu bergeretak
Akankah berhenti?
Penebangan pohon kian liar
Andai gerenyot matahari mampu menghentikan
Niscaya melolong para penebang

Fitri itu pekasih
Entah kapan pekasih dicapai
Bila seruan hanya dianggap cicitan
Redam hati dengan iman
Umpama hanya mampu di lidah
Akan rapalkan dalam dzikir
Remuk hutan bersaksi kelak
Itulah di saat akhir nanti

#sastrahijau

Gempita dalam Ceruk, 13-2-2020

Selasa, 11 Februari 2020

Cinta Jelita

Cinta Jelita
Oleh: Nur Fitri Agustin

Cinta jelita adalah latih
Cinta jelita adalah putih
Cinta jelita adalah bersih
Kasih
Lirih
Pekasih
Cinta jelita tanpa ringkih
Cinta jelita tanpa dalih
Cinta jelita tanpa keluh
Fasih
Jernih
Kinasih
Sahih

Ditulis ulang dalam Ceruk sepi, 12 Februari 2020

#februariberpuisi
#flpjabarberpuisi2020

jenis puisi kongkret dengan tipologi F

Kamis, 20 Desember 2018

Sambut dan Hadapi Liburan Penuh Makna Bersama Anak - Anak



Liburan biasa dihadapi bahkan ditunggu-tunggu kedatangannya oleh anak-anak kita yang mengenyam pendidikan di suatu lembaga pendidikan, entah itu ma’had atau yang lainnya. Namun orangtua perlu waspada, agar liburan anak bukan menjadi saat-saat yang justru merugikan. Tentunya kita tak ingin liburan kali ini menjadi sia sia tanpa makna dan membuyarkan pondasi rutinitas terpuji yang sudah dibangun.
Sebenarnya masa liburan merupakan nikmat waktu luang. Oleh karena itu, seyogianya anak disadarkan akan hal ini, sehingga waktu liburan harus digunakan sebaik mungkin. Rasulullah telah memperingatkan, betapa banyak manusia yang terlalaikan dari nikmat waktu luang ini, sehingga hanya menuai kerugian belaka. Beliau bersabda, sebagaimana yang dinukilkan oleh sahabat yang mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas:
نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang kebanyakan orang tertipu darinya: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari no.6412)
Terkadang lemahnya kita dalam menghadapi anak, sedikitnya bimbingan dan teladan, atau kurangnya pengawasan kita menjadi salah satu di antara sekian sebab anak melewati masa liburan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan merugikan. Sekadar menghabiskan waktu dengan duduk-duduk mengobrol bersama teman, berkelana dari mal ke mal, atau menekuri acara demi acara televisi. Kadangkala pula justru orangtua yang memfasilitasi anak untuk itu, atau membiarkan anak “sedikit bersantai” dengan meninggalkan berbagai rutinitas yang terpuji.
Bagaimanapun, anak selalu membutuhkan peran kita, orangtua mereka. Termasuk saat-saat mereka menghadapi liburan.
            Lalu bagaimana agar sambut liburan menjadi lebih menyenangkan tanpa melupakan rutinitas terpuji sebelumnya? Berikut tips manajemen waktu sambut dan hadapi liburan penuh makna bersama anak-anak :
1.      Selalu gaungkan atau broadcast terus menerus ke anak anak awal dan akhir liburan. Tunjukkan secara visual melalui kalender jarak liburan yang akan mereka lewati. Kemudian visualkan pula banyaknya hari libur dengan jari jari ( bagi anak pra sekolah). Sehingga mereka paham akan banyak sedikitnya hari libur nanti.
2.      Manajemenkan waktu liburan dengan baik.
Pahamkan secara dini bahwa liburan adalah waktu bersantai yang tetap harus dilewati dengan banyak kegiatan positif seperti tetap mengaji, mengkaji pelajaran yang telah lalu, mengulang hapalan Alquran. Jadi tak melulu menonton tivi ataupun bermain main saja.
3.      Kita kenalkan ke anak bagaimana membagi waktu liburan menjadi beberapa fase.
Misal, fase awal liburan digunakan untuk membereskan buku-buku atau segala macam perlengkapan pada tahun ajaran kemarin.
Fase tengah liburan, digunakan untuk mulai membenahi keperluan tahun ajaran baru seperti membeli perlengkapan sekolah, dll. Ini dimaksudkan agar tidak perlu berepot-repot ria dan berdesak-desakan di toko perlengkapan sekolah ketika mepet masuk sekolah.
Kemudian fase akhir liburan bisa digunakan untuk lebih santai dan menikmati waktu.
Fase fase tersebut tidak menjadi patokan baku bahwa misalnya awal liburan harus dan Cuma kegiatannya membenahi perlengkapan tahun ajaran kemarin, tapi tetap ada aktifitas refreshing lainnya seperti mengunjungi sanak keluarga ataupun melancong.
4.      Tetap mengistiqomahkan kegiatan baik yang sudah menjadi kebiasaan ketika hari sekolah, seperti bangun pagi, sarapan pagi, mandi pagi dll.
5.      Ketika liburan akan berakhir siapkan mental anak untuk tetap semangat dan tanamkan bahwa menjalani rutinitas itu menyenangkan selama itu adalah rutinitas positif insyaAlloh mendatangkan pahala.
6.      Hal terakhir : Mari semangatkan diri kita terlebih dahulu sebelum menyemangati anak anak kita.

Tetap semangat sambut liburan di depan mata. Jadikan masa liburan sebagai momen untuk mulai membiasakan / mendawamkan hal hal positif. Welcome and Happy Holiday !

@Mrs.Fenny.F

Papan, Sekolah, Papan Tulis, Hari Libur

Rabu, 19 Desember 2018


Selasa, 18 Desember 2018

Menganyam Asyik Bersama Anak PAUD


   "Adik, ini membuat apa?”, Tanya bunda kepada anaknya. “Kata bu guru, ini menganyam. Tapi aku takut buatnya, takut sobek. Jadi, bu guru yang mengerjakan”, jawab anak kecil tersebut dengan polosnya.
            Pernah mengalami hal tersebut? Bu guru di PAUD mungkin sering mengalami kesulitan ketika mengajarkan ketrampilan menganyam pada anak usia dini. Ketrampilan ini untuk menstimulus perkembangan motorik halus anak. Lalu bagaimana cara menstimulusnya? Yuk, kita ulas bersama.
   Terkait perkembangan motorik halus, salah satu standar tingkat perkembangannya yaitu mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot halus  bagi anak usia  4-5 tahun. Contoh kegiatannya seperti menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras dan juga menganyam.
                  Menganyam termasuk ke dalam kegiatan seni kriya (contoh seni kriya lainnya yaitu    membatik, mengukir, merenda. Dahulunya, menganyam ini banyak terdapat di desa-desa yang tumbuh industri kerajinan sebagai peralatan rumah tangga (bakul, tampah, keranjang, saringan kelapa, kursi rotan, tempat buah-buahan).
Media bahan untuk anyaman tradisional sangat banyak macamnya. Sehingga bagi AUD, akan sangat bervariatif apabila kita sebagai guru maupun orang tua mengenalkan bahan anyam tradisional tersebut, namun jangan lupa untuk memilihkan bahan menganyam yang aman bagi anak.
            Berikut beberapa bahan anyam tradisional aman yang bisa kita pilihkan bagi AUD. Seperti:
a.       Bambu tali
Bambu tali merupakan bambu yang mempunyai kualitas paling baik dibanding bambu jenis lain. Bambu ini sangat lentur, kuat, tidak mudah putus dan patah.
b.      Rotan hinis
Rotan ini banyak dijual pada toko material bangunan. Rotan ini juga dipakai sebagai bahan pengikat dan pelengkap  pada seni kerajinan lain.
c.       Rotan pirit
Rotan ini digunakan untuk jenis anyaman silinder dengan berbagai teknik diantaranya untuk anyaman membelit dengan pakan tunggal dan ganada misalnya keranjang.
d.      Pandan
Jenis daun yang banyak tumbuh dipinggir sungai dan termasuk tumbuhan liar. Agar dapat digunakan bahan anyaman daun pandan harus diserat sehingga menjadi lebih kecil dan harus dikeringkan dengan cara dijemur.
e.       Mendong
Jenis rumput-rumputan yang sengaja ditanam untuk dipersiapkan sebagai bahan anyaman. Untuk bahan kerajinan anyam,mendong harus dikeringkan terlebih dahulu dan dilumuri dengan abu. Mendon dapat dipakai sebagai bahan kerajinan anyam berupa tas, topi, tikar.
f.       Blarak/janur
Blarak adalah daun kelapa yang sudah tua banyak tumbuh didaerah tropis. Sedangkan janur daun kelapa yang mudah. Bahan ini harus dipisahkan dahulu dari lidinya sebelum dijadikan bahan kerajinan anyaman. Blarak/janur digunakan untuk membuat ketupat,tas,topi,atap.
g.      Kertas
Dapat dipakai untuk karya mainan di tingkat Taman Kanak-kanak. Kertas yang dipakai untuk bahan anyaman harus kertas yang kuat agar tidak mudah putus.
h.      Plastik
Bahan anyaman yang telah dirancang untuk bahan anyaman. Plastik sebagai bahan anyaman banyak dijual di toko-toko alat tulis.
i.        Karet
Bahan ini banyak dijumpai di toko alat tulis dengan bentuk lembaran-lembaran, sehingga apabila akan dipakai harus dipotong-potong menggunakan gunting.
j.        Kain atau flanel
Kain atau flannel dianggap lebih aman dan praktis. Cara penggunaan pemotongannya sama dengan kertas dan karet.
k.      Daun pisang
Daun pisang yang masih lembaran dan telah dipisahkan dari pelepahnya dapat dijadikan suwiran hingga menjadi lembaran kecil-kecil.

TEKNIK KERAJINAN MENGANYAM UNTUK AUD
Sebelum menganyam,kita siapkan terlebih dahulu bahan anyaman karena tidak langsung siap tetapi melalui proses persiapan dahulu walaupun sebenarnya masih merupakan bahan.  Contoh: Bahan janur harus dilepas lidinya agar dapat dianyam, kertas harus dipotong terlebih dahulu menjadi lembaran panjang yang lebarnya kurang lebih 0,5-1 cm.
Kertas/kain/flanel digunakan sebagai bahan untuk menganyam. Bahan dari Kertas/kain/flanel cukup aman bagi AUD. Untuk dijadikan bahan anyaman harus dipotong terlebih dahulu seperti halnya karet.
Kertas untuk bahan anyaman sebaiknya dipergunakan kertas karton atau kertas yang agak tebal, supaya memudahkan dalam melakukan penganyaman. Sebelum Kertas/kain/flanel dipotong sebaiknya diukur dulu barapa lebar dan panjang yang dikehendaki, dengan menggarisi dulu baru dipotong pada garis-garis yang sudah diukur.
Sedotan Plastik yang bentuknya memanjang dapat juga di pergunakan sebagai bahan kerajinan anyaman. Bahan ini cukup aman untuk di berikan  kepada kegiatan kerajinan menganyam di tingkat di lembaga PAUD
Bentuk anyaman, jika di perhatikan model anyaman itu terdiri dari beberapa macam,diantaranya Anyaman datar,yang terdiri dari; 1.Motif lurus, 2.Motif biku/serong, 3.Motif truntum
Yang perlu dilakukan dalam pembelajaran kerajianan menganyam, diantaranya:
·         Perlihatkan beberapa anyaman yang sudah jadi. Tugas anak adalah mengamati secara seksama mengenai macam-macam bentuk, warna, tekstur kemudian siswa akan menyerap yang akhirnya akan menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan.
·         Setelah anak mengamati objek karya anyaman maka dilanjutkan mengamati susunannya yang diteruskan pula untuk menganalisis kondisi karakter objek. Selanjutnya anak diminta untuk mengungkapkan kepada gurunya tentang hasil pengamatan terhadap susunan anyaman (teknik anyaman tersebut) hadapkan langsung dengan meraba objek.
·         Meraba sambil mengamati karya anyam atau media bahan untuk dirasakan, guru mengetahui karakter tekstur tentang  media daun, iratan bambu, guntingan kertas, guntingan karet, janur dan lain sebagainya.  Hal ini dimaksudkan untuk latihan merespons pengalaman sensori. Maka sensasi yang ditimbulkan akibat rabaan tersebut dapat membangkitkan berbagai tanggapan atau kesan terhadap apa yang mereka hadapi yang akhirnya siswa tersebut mampu belajar memutuskan melalui sikapnya.
Kerajinan menganyam dapat dikatakan berhasil apa bila anak dapat menghasilkan karya anyaman. Keterampilan dalam menggunakan alat (menggunting kertas, menggunting, karet, dan lain-lain) sangat dibutuhkan di samping mempermudah dan memperlancar, kegiatan ini juga merupakan keterampilan motorik yang tidak kalah penting manfaatnya bagi perkembangan anak. Derajat kesulitan dalam mempraktikkan kerajinan anyam pada siswa Anda hendaknya memulai dari tingkatan yang paling rendah menurut kemampuan anak. Anda memberikan contoh dengan cara menuntun proses, urutan berkarya yang kemudian diikuti oleh anak dengan cara satu persatu. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh dua guru, yaitu satu guru memperagakan guru satunya lagi menuntun sambil memeriksa satu persatu. Dibawah ini akan diberikan contoh beberapa cara menganyam:
·         Anyaman Sasag
Anyaman ini adalah teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi dengan langkah satu-satu.Artinya angkat satu dan di tinggal satu (dengan rumus AI, TI, AI …. Dan seterusnya, kemudian diatasnya TI, AI, TI …. Dan seterusnya).
·         Anyaman Bervariasi Polos
Anyaman ini dengan teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi, tetapi berselang dua-dua.Artinya lungsi diangkat dua dan ditinggal dua begitu seterusnya kearah samping.Untuk kegiatan pembelajaran menganyam pada anak usia dini agar lebih aman Anda dapat menggunakan  media bahan; daun pisang yang telah disobek kecil-kecil selebar kurang lebih 1cm, janur yang di irat menjadi kecil-kecil yang lebarnya kira-kira 1cm, kertas yang digunting memanjang yang lebarnya kira-kira 1cm, lembaran karet yang lebarnya kira-kira 1cm
Terkait manfaat menganyam bagi anak usia ini, antara lain: 1) AUD mampu untuk bekerjasama dengan temanya, 2) menstimulus jiwa seni anak, 3) melatih sisi kognitif AUD, 4) Melatih keberanian secara spontanitas dan terampil menggunakan berbagai macam media sebagai sarana mengekspresikan perasaan yang dimilikinya, 5) menstimulus kreatifitas (Proses kemampuan menunjukkan ketrampilan seni disebut sebagai kreativitas). Bisa juga kreativitas diartikan dengan kemampuan mencipta, kemampuan menanggapi persoalan, kemampuan berpikir, dan kemampuan menyesuaikan diri, 6) melatih imajinasi anak, 7) menstimulus kepekaan anak untuk mencipta bentuk anyaman baru, baik perpaduan warnanya maupun ukuran, bentuk, 8) meltih ketrampilan motorik halus yang sangat efektif dalam ketrampilan menuliis atau ketrampilan lainnya.
            Jadi, sangatlah tepat kegiatan menganyam dilaksanakan di PAUD. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para Guru PAUD. Semangat berkreasi!

Daftar Rujukan
Affandi & Dewobroto.(2004). Menegenal Seni Rupa Anak .yogyakarta:Gama Media
Abdulhamid.(1995).Pengantar Estetika.Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Pustaka. Kementerian Malaysia.
Cut Kamaril dkk. (2007).Pendidikan Seni Rupa Dan Kerajinan Tangan .Jakarta: Universitas Terbuka.
Dedi Nurhadiah. ( 1991) . Seni Rupa Teori Dan Praktik.Bandung :Internusa.
Oho Garha. (1983). Seni Rupa , Media Pengajaran Dengan Kreativitas . Jakarta : Depdikbud.




Selasa, 20 November 2018

Meronce Bagi Anak Usia Dini (AUD)



“Umi, umi, aku ga  bisa menyusunnya”, seru Daus terlihat putus asa mengamati jejeran warna-warni berbentuk buah. Bunda-bunda di PAUD maupun TK pasti sering mengalami atau menemui anak seperti Daus ini. Usut punya usut ternyata Daus sedang meronce. Ohya Daus ini anak berumur 4 tahun, di kelompok A.
Meronce merupakan kegiatan rutin di PAUD untuk menstimulus motorik halus anak. Dalam permendikbud no 137 tahun 2018, motorik halus mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan  alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk. Lalu bagaimana sebenarnya urutan meronce yang benar agar mampu menstimulus kemampuan motorik halus anak? Simak paparan berikut ini.
Bila menilik definisi meronce menurut ahli, maka Sumantri (2005: 151) mengemukakan bahwa meronce adalah kegiatan pengembangan motorik halus di TK, kegiatan menguntai dengan membuat untaian dari bahan-bahan yang berlubang disatukan dengan tali atau benang. Memasukan benang atau tali kelubang-lubangnya dibantu dengan jarum atau tidak. Kegiatan meronce ditujukan untuk melatih koordinasi mata dan tangan pada anak. Untuk memperoleh hasil roncean yang menarik perlu terampil dan kreatif terampil melakukan roncean dengan lancar tanpa mendapat luka atau sakit jari. Jarum dan bahan dapat digunakan yang terdapat dilingkungan sekitar rumah atau sekolah kreatif dalam mengkombinasikan susunan roncean, garis menurut bentuknya.
Sedangkan pendapat lain dari Pamadi (2008: 9.4-9.5), Meronce adalah menata dengan bantuan mengikat komponen dengan seutas tali dengan teknik ini seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama dibanding dengan benda yang ditata tanpa ikatan, meronce menata memperhatikan bentuk, warna dan ukuran, seperti halnya irama musik yang mempunyai tingkat rendah serta keras, lunak, halus kasarnya nada dan suara, jika musik mengunakan instrument untuk menyatakan tinggi dan  rendahnya suara maka meronce akan memerlukan keterampilan sejenis itu. Meronce tidak hanya menyusun dan menata bentuk melainkan menata dengan irama.
Terkait dengan anak usia dini memiliki energi yang tinggi. Energi ini dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas guna meningkatkan keterampilan fisik yang berkaitan dengan motorik halus, seperti membentuk atau memanipulasi dari tanah liat/ lilin/ adonan, menggambar, mewarnai, menempel, menggunting, memotong, merangkai benda dengan benang (meronce). Aktivitas-aktivitas tersebut berfungsi untuk melatih koordinasi antara mata dan tangan, yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain (Sumantri, 2005: 145).           
Adapun manfaat meronce antara lain: 1) melatih konsentrasi anak, 2) mengasah ketelitian, ketekunan anak, 3) menstimulus perkembangan kognitif anak, 4) mengembangkan motorik halus anak, 5) menumbuhkan kreatifitas anak, 6) tak melulu tentang motorik halus, meronce juga bisa menstimulus ketrampilan membaca anak karena melalui meronce anak akan terampil dengan pola AB-AB, ABC-ABC sehingga memudahkan anak untuk belajar rangkaian suku kata mudah seperti ba, ca, da maupun suku kata kompleks seperti tra, tri, dwi.
Meronce bisa menggunakan berbagai bahan, seperti kertas, plastik, tanah liat, sedotan, manik-manik dan bahan alam yang tersedia di sekitar anak. Ketika melakukan kegiatan meronce, maka perlu disematkan proses saintifik di dalamnya. Seperti mengamati bahan apa saja untuk meronce, ajak anak untuk menanya apa saja yang diperlukan untuk meronce, mengumpulkan informasi cara meronce, apakah dengan pola AB-AB atau ABC-ABC. Kemudian ajak anak untuk menalar pola meronce tersebut di kehidupan sehari-hari. Ketika meronce, sebenarnya anak telah mampu berpikir urutan benda, menghapal jenis benda dan urutannya. Juga belajar merangkai dilihat dari estetis/keindahan. Selanjutnya minta anak untuk mengkomunikasikan apa yang sudah di ronce. Mengkomunikasikan bisa dalam bentuk bercerita ke keluarga atau bercerita di depan kelas.
Hasil gambar untuk pixabay-gambar manik manikTerkait pencapaian perkembangan anak, ada beberapa tahapan meronce bagi anak usia dini yaitu:
1. Tahapan meronce kelompok Play Group
     Yaitu:
    * main mengosongkan/mengisi seperti bermain congklak, ini bertujuan agar jari-jari anak makin  terampil sehingga motori halusnya siap.
    * merangkai digunakan untuk bahan main peran (kalung),   pada tahap ini anak terus menerus memasukkan benang/tali ke benda
    * merangkai terus menerus, tahap ini juga masih berkutat memasukkan benang/tali agar anak makin bagus koordinasi antara mata dan tangan serta melatih kesabaran, ketekunan anak.
2. Tahapan meronce kelompok A
    Yaitu:  
    a.  merangkai berdasarkan warna,
    b.  merangkai berdasarkan bentuk,
     c. merangkai berdasarkan warna dan bentuk
          Pada tahap ini, anak mulai dilatih mengenal pola. Poin a dan b hanya mengenalkan satu pola. Pada tahap ini, anak sudah bisa dikenalkan juga  alphabet. Karena pada dasarnya, alphabet merupakan susunan satu pola huruf. Nah, baru pada poin c anak mulai dikenalkan dua pola AB-AB sehingga relevan juga untuk mulai dikenalkan suku kata sederhana dengan pola tersebut, misal, sa, ma, ca, da.
3. Tahapan meronce kelompok B
    Yaitu:
    a. merangkai berdasarkan warna, bentuk, ukuran,
        Anak sudah mulai dikenalkan pola yang kompleks yaitu pola ABC-ABC atau berdasarkan warna, bentuk, ukuran. Sehingga mulai relevan juga dikenalkan suku kata yang kompleks seperti sar, bar, kan, lah dan lainnya yang berpola ABC
    b. membuat pola sendiri,
        Pada tahap ini, anak boleh suka hati berkreasi sendiri dengan pola yang mereka minati. Inilah saatnya anak mengeksplor kreatifitas dan imajinasinya. Kita sebagai guru ataupun orang tua juga bisa menilai apakah anak mempunyai nilai estetis atau belum.  Relevansinya dengan perkembangan bahasa, anak sudah mulai bisa membaca sendiri secara pelan namun dengan kata yang sudah bermakna semisal, kata baca, saya, dari.
    c. membaca pola kartu dari bermacam-macam tingkat kesulitan.
            Di poin ini anak sudah berkembang sangat baik di motoric halus dan bahasa (keaksaraan). Anak sudah berkembang sangat baik koordinasi mata dan tangannya, anak mampu membaca. Konsekuesinya yaitu anak sudah mampu untuk diajarkan menulis.

            Sungguh akan bermakna sekali jika setiap guru TK maupun PAUD mampu memahami dan melaksanakan tiap tahapan meronce, artinya bahwa guru tidak mencederai fitrah karena anak distimulus sesuai tahapan kemampuannya. Selalu ada harapan menuju kesana! Semoga bermanfaat! 

Hasil gambar untuk pixabay-gambar manik manik
pixabay.com
Hasil gambar untuk pixabay-gambar manik manik