This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 18 Desember 2018

Menganyam Asyik Bersama Anak PAUD


   "Adik, ini membuat apa?”, Tanya bunda kepada anaknya. “Kata bu guru, ini menganyam. Tapi aku takut buatnya, takut sobek. Jadi, bu guru yang mengerjakan”, jawab anak kecil tersebut dengan polosnya.
            Pernah mengalami hal tersebut? Bu guru di PAUD mungkin sering mengalami kesulitan ketika mengajarkan ketrampilan menganyam pada anak usia dini. Ketrampilan ini untuk menstimulus perkembangan motorik halus anak. Lalu bagaimana cara menstimulusnya? Yuk, kita ulas bersama.
   Terkait perkembangan motorik halus, salah satu standar tingkat perkembangannya yaitu mengontrol gerakan tangan yang menggunakan otot halus  bagi anak usia  4-5 tahun. Contoh kegiatannya seperti menjumput, mengelus, mencolek, mengepal, memelintir, memilin, memeras dan juga menganyam.
                  Menganyam termasuk ke dalam kegiatan seni kriya (contoh seni kriya lainnya yaitu    membatik, mengukir, merenda. Dahulunya, menganyam ini banyak terdapat di desa-desa yang tumbuh industri kerajinan sebagai peralatan rumah tangga (bakul, tampah, keranjang, saringan kelapa, kursi rotan, tempat buah-buahan).
Media bahan untuk anyaman tradisional sangat banyak macamnya. Sehingga bagi AUD, akan sangat bervariatif apabila kita sebagai guru maupun orang tua mengenalkan bahan anyam tradisional tersebut, namun jangan lupa untuk memilihkan bahan menganyam yang aman bagi anak.
            Berikut beberapa bahan anyam tradisional aman yang bisa kita pilihkan bagi AUD. Seperti:
a.       Bambu tali
Bambu tali merupakan bambu yang mempunyai kualitas paling baik dibanding bambu jenis lain. Bambu ini sangat lentur, kuat, tidak mudah putus dan patah.
b.      Rotan hinis
Rotan ini banyak dijual pada toko material bangunan. Rotan ini juga dipakai sebagai bahan pengikat dan pelengkap  pada seni kerajinan lain.
c.       Rotan pirit
Rotan ini digunakan untuk jenis anyaman silinder dengan berbagai teknik diantaranya untuk anyaman membelit dengan pakan tunggal dan ganada misalnya keranjang.
d.      Pandan
Jenis daun yang banyak tumbuh dipinggir sungai dan termasuk tumbuhan liar. Agar dapat digunakan bahan anyaman daun pandan harus diserat sehingga menjadi lebih kecil dan harus dikeringkan dengan cara dijemur.
e.       Mendong
Jenis rumput-rumputan yang sengaja ditanam untuk dipersiapkan sebagai bahan anyaman. Untuk bahan kerajinan anyam,mendong harus dikeringkan terlebih dahulu dan dilumuri dengan abu. Mendon dapat dipakai sebagai bahan kerajinan anyam berupa tas, topi, tikar.
f.       Blarak/janur
Blarak adalah daun kelapa yang sudah tua banyak tumbuh didaerah tropis. Sedangkan janur daun kelapa yang mudah. Bahan ini harus dipisahkan dahulu dari lidinya sebelum dijadikan bahan kerajinan anyaman. Blarak/janur digunakan untuk membuat ketupat,tas,topi,atap.
g.      Kertas
Dapat dipakai untuk karya mainan di tingkat Taman Kanak-kanak. Kertas yang dipakai untuk bahan anyaman harus kertas yang kuat agar tidak mudah putus.
h.      Plastik
Bahan anyaman yang telah dirancang untuk bahan anyaman. Plastik sebagai bahan anyaman banyak dijual di toko-toko alat tulis.
i.        Karet
Bahan ini banyak dijumpai di toko alat tulis dengan bentuk lembaran-lembaran, sehingga apabila akan dipakai harus dipotong-potong menggunakan gunting.
j.        Kain atau flanel
Kain atau flannel dianggap lebih aman dan praktis. Cara penggunaan pemotongannya sama dengan kertas dan karet.
k.      Daun pisang
Daun pisang yang masih lembaran dan telah dipisahkan dari pelepahnya dapat dijadikan suwiran hingga menjadi lembaran kecil-kecil.

TEKNIK KERAJINAN MENGANYAM UNTUK AUD
Sebelum menganyam,kita siapkan terlebih dahulu bahan anyaman karena tidak langsung siap tetapi melalui proses persiapan dahulu walaupun sebenarnya masih merupakan bahan.  Contoh: Bahan janur harus dilepas lidinya agar dapat dianyam, kertas harus dipotong terlebih dahulu menjadi lembaran panjang yang lebarnya kurang lebih 0,5-1 cm.
Kertas/kain/flanel digunakan sebagai bahan untuk menganyam. Bahan dari Kertas/kain/flanel cukup aman bagi AUD. Untuk dijadikan bahan anyaman harus dipotong terlebih dahulu seperti halnya karet.
Kertas untuk bahan anyaman sebaiknya dipergunakan kertas karton atau kertas yang agak tebal, supaya memudahkan dalam melakukan penganyaman. Sebelum Kertas/kain/flanel dipotong sebaiknya diukur dulu barapa lebar dan panjang yang dikehendaki, dengan menggarisi dulu baru dipotong pada garis-garis yang sudah diukur.
Sedotan Plastik yang bentuknya memanjang dapat juga di pergunakan sebagai bahan kerajinan anyaman. Bahan ini cukup aman untuk di berikan  kepada kegiatan kerajinan menganyam di tingkat di lembaga PAUD
Bentuk anyaman, jika di perhatikan model anyaman itu terdiri dari beberapa macam,diantaranya Anyaman datar,yang terdiri dari; 1.Motif lurus, 2.Motif biku/serong, 3.Motif truntum
Yang perlu dilakukan dalam pembelajaran kerajianan menganyam, diantaranya:
·         Perlihatkan beberapa anyaman yang sudah jadi. Tugas anak adalah mengamati secara seksama mengenai macam-macam bentuk, warna, tekstur kemudian siswa akan menyerap yang akhirnya akan menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan.
·         Setelah anak mengamati objek karya anyaman maka dilanjutkan mengamati susunannya yang diteruskan pula untuk menganalisis kondisi karakter objek. Selanjutnya anak diminta untuk mengungkapkan kepada gurunya tentang hasil pengamatan terhadap susunan anyaman (teknik anyaman tersebut) hadapkan langsung dengan meraba objek.
·         Meraba sambil mengamati karya anyam atau media bahan untuk dirasakan, guru mengetahui karakter tekstur tentang  media daun, iratan bambu, guntingan kertas, guntingan karet, janur dan lain sebagainya.  Hal ini dimaksudkan untuk latihan merespons pengalaman sensori. Maka sensasi yang ditimbulkan akibat rabaan tersebut dapat membangkitkan berbagai tanggapan atau kesan terhadap apa yang mereka hadapi yang akhirnya siswa tersebut mampu belajar memutuskan melalui sikapnya.
Kerajinan menganyam dapat dikatakan berhasil apa bila anak dapat menghasilkan karya anyaman. Keterampilan dalam menggunakan alat (menggunting kertas, menggunting, karet, dan lain-lain) sangat dibutuhkan di samping mempermudah dan memperlancar, kegiatan ini juga merupakan keterampilan motorik yang tidak kalah penting manfaatnya bagi perkembangan anak. Derajat kesulitan dalam mempraktikkan kerajinan anyam pada siswa Anda hendaknya memulai dari tingkatan yang paling rendah menurut kemampuan anak. Anda memberikan contoh dengan cara menuntun proses, urutan berkarya yang kemudian diikuti oleh anak dengan cara satu persatu. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh dua guru, yaitu satu guru memperagakan guru satunya lagi menuntun sambil memeriksa satu persatu. Dibawah ini akan diberikan contoh beberapa cara menganyam:
·         Anyaman Sasag
Anyaman ini adalah teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi dengan langkah satu-satu.Artinya angkat satu dan di tinggal satu (dengan rumus AI, TI, AI …. Dan seterusnya, kemudian diatasnya TI, AI, TI …. Dan seterusnya).
·         Anyaman Bervariasi Polos
Anyaman ini dengan teknik susup menyusup antara pakan dan lungsi, tetapi berselang dua-dua.Artinya lungsi diangkat dua dan ditinggal dua begitu seterusnya kearah samping.Untuk kegiatan pembelajaran menganyam pada anak usia dini agar lebih aman Anda dapat menggunakan  media bahan; daun pisang yang telah disobek kecil-kecil selebar kurang lebih 1cm, janur yang di irat menjadi kecil-kecil yang lebarnya kira-kira 1cm, kertas yang digunting memanjang yang lebarnya kira-kira 1cm, lembaran karet yang lebarnya kira-kira 1cm
Terkait manfaat menganyam bagi anak usia ini, antara lain: 1) AUD mampu untuk bekerjasama dengan temanya, 2) menstimulus jiwa seni anak, 3) melatih sisi kognitif AUD, 4) Melatih keberanian secara spontanitas dan terampil menggunakan berbagai macam media sebagai sarana mengekspresikan perasaan yang dimilikinya, 5) menstimulus kreatifitas (Proses kemampuan menunjukkan ketrampilan seni disebut sebagai kreativitas). Bisa juga kreativitas diartikan dengan kemampuan mencipta, kemampuan menanggapi persoalan, kemampuan berpikir, dan kemampuan menyesuaikan diri, 6) melatih imajinasi anak, 7) menstimulus kepekaan anak untuk mencipta bentuk anyaman baru, baik perpaduan warnanya maupun ukuran, bentuk, 8) meltih ketrampilan motorik halus yang sangat efektif dalam ketrampilan menuliis atau ketrampilan lainnya.
            Jadi, sangatlah tepat kegiatan menganyam dilaksanakan di PAUD. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para Guru PAUD. Semangat berkreasi!

Daftar Rujukan
Affandi & Dewobroto.(2004). Menegenal Seni Rupa Anak .yogyakarta:Gama Media
Abdulhamid.(1995).Pengantar Estetika.Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Pustaka. Kementerian Malaysia.
Cut Kamaril dkk. (2007).Pendidikan Seni Rupa Dan Kerajinan Tangan .Jakarta: Universitas Terbuka.
Dedi Nurhadiah. ( 1991) . Seni Rupa Teori Dan Praktik.Bandung :Internusa.
Oho Garha. (1983). Seni Rupa , Media Pengajaran Dengan Kreativitas . Jakarta : Depdikbud.




Selasa, 20 November 2018

Meronce Bagi Anak Usia Dini (AUD)



“Umi, umi, aku ga  bisa menyusunnya”, seru Daus terlihat putus asa mengamati jejeran warna-warni berbentuk buah. Bunda-bunda di PAUD maupun TK pasti sering mengalami atau menemui anak seperti Daus ini. Usut punya usut ternyata Daus sedang meronce. Ohya Daus ini anak berumur 4 tahun, di kelompok A.
Meronce merupakan kegiatan rutin di PAUD untuk menstimulus motorik halus anak. Dalam permendikbud no 137 tahun 2018, motorik halus mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan  alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk. Lalu bagaimana sebenarnya urutan meronce yang benar agar mampu menstimulus kemampuan motorik halus anak? Simak paparan berikut ini.
Bila menilik definisi meronce menurut ahli, maka Sumantri (2005: 151) mengemukakan bahwa meronce adalah kegiatan pengembangan motorik halus di TK, kegiatan menguntai dengan membuat untaian dari bahan-bahan yang berlubang disatukan dengan tali atau benang. Memasukan benang atau tali kelubang-lubangnya dibantu dengan jarum atau tidak. Kegiatan meronce ditujukan untuk melatih koordinasi mata dan tangan pada anak. Untuk memperoleh hasil roncean yang menarik perlu terampil dan kreatif terampil melakukan roncean dengan lancar tanpa mendapat luka atau sakit jari. Jarum dan bahan dapat digunakan yang terdapat dilingkungan sekitar rumah atau sekolah kreatif dalam mengkombinasikan susunan roncean, garis menurut bentuknya.
Sedangkan pendapat lain dari Pamadi (2008: 9.4-9.5), Meronce adalah menata dengan bantuan mengikat komponen dengan seutas tali dengan teknik ini seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan menjadi lebih lama dibanding dengan benda yang ditata tanpa ikatan, meronce menata memperhatikan bentuk, warna dan ukuran, seperti halnya irama musik yang mempunyai tingkat rendah serta keras, lunak, halus kasarnya nada dan suara, jika musik mengunakan instrument untuk menyatakan tinggi dan  rendahnya suara maka meronce akan memerlukan keterampilan sejenis itu. Meronce tidak hanya menyusun dan menata bentuk melainkan menata dengan irama.
Terkait dengan anak usia dini memiliki energi yang tinggi. Energi ini dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas guna meningkatkan keterampilan fisik yang berkaitan dengan motorik halus, seperti membentuk atau memanipulasi dari tanah liat/ lilin/ adonan, menggambar, mewarnai, menempel, menggunting, memotong, merangkai benda dengan benang (meronce). Aktivitas-aktivitas tersebut berfungsi untuk melatih koordinasi antara mata dan tangan, yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain (Sumantri, 2005: 145).           
Adapun manfaat meronce antara lain: 1) melatih konsentrasi anak, 2) mengasah ketelitian, ketekunan anak, 3) menstimulus perkembangan kognitif anak, 4) mengembangkan motorik halus anak, 5) menumbuhkan kreatifitas anak, 6) tak melulu tentang motorik halus, meronce juga bisa menstimulus ketrampilan membaca anak karena melalui meronce anak akan terampil dengan pola AB-AB, ABC-ABC sehingga memudahkan anak untuk belajar rangkaian suku kata mudah seperti ba, ca, da maupun suku kata kompleks seperti tra, tri, dwi.
Meronce bisa menggunakan berbagai bahan, seperti kertas, plastik, tanah liat, sedotan, manik-manik dan bahan alam yang tersedia di sekitar anak. Ketika melakukan kegiatan meronce, maka perlu disematkan proses saintifik di dalamnya. Seperti mengamati bahan apa saja untuk meronce, ajak anak untuk menanya apa saja yang diperlukan untuk meronce, mengumpulkan informasi cara meronce, apakah dengan pola AB-AB atau ABC-ABC. Kemudian ajak anak untuk menalar pola meronce tersebut di kehidupan sehari-hari. Ketika meronce, sebenarnya anak telah mampu berpikir urutan benda, menghapal jenis benda dan urutannya. Juga belajar merangkai dilihat dari estetis/keindahan. Selanjutnya minta anak untuk mengkomunikasikan apa yang sudah di ronce. Mengkomunikasikan bisa dalam bentuk bercerita ke keluarga atau bercerita di depan kelas.
Hasil gambar untuk pixabay-gambar manik manikTerkait pencapaian perkembangan anak, ada beberapa tahapan meronce bagi anak usia dini yaitu:
1. Tahapan meronce kelompok Play Group
     Yaitu:
    * main mengosongkan/mengisi seperti bermain congklak, ini bertujuan agar jari-jari anak makin  terampil sehingga motori halusnya siap.
    * merangkai digunakan untuk bahan main peran (kalung),   pada tahap ini anak terus menerus memasukkan benang/tali ke benda
    * merangkai terus menerus, tahap ini juga masih berkutat memasukkan benang/tali agar anak makin bagus koordinasi antara mata dan tangan serta melatih kesabaran, ketekunan anak.
2. Tahapan meronce kelompok A
    Yaitu:  
    a.  merangkai berdasarkan warna,
    b.  merangkai berdasarkan bentuk,
     c. merangkai berdasarkan warna dan bentuk
          Pada tahap ini, anak mulai dilatih mengenal pola. Poin a dan b hanya mengenalkan satu pola. Pada tahap ini, anak sudah bisa dikenalkan juga  alphabet. Karena pada dasarnya, alphabet merupakan susunan satu pola huruf. Nah, baru pada poin c anak mulai dikenalkan dua pola AB-AB sehingga relevan juga untuk mulai dikenalkan suku kata sederhana dengan pola tersebut, misal, sa, ma, ca, da.
3. Tahapan meronce kelompok B
    Yaitu:
    a. merangkai berdasarkan warna, bentuk, ukuran,
        Anak sudah mulai dikenalkan pola yang kompleks yaitu pola ABC-ABC atau berdasarkan warna, bentuk, ukuran. Sehingga mulai relevan juga dikenalkan suku kata yang kompleks seperti sar, bar, kan, lah dan lainnya yang berpola ABC
    b. membuat pola sendiri,
        Pada tahap ini, anak boleh suka hati berkreasi sendiri dengan pola yang mereka minati. Inilah saatnya anak mengeksplor kreatifitas dan imajinasinya. Kita sebagai guru ataupun orang tua juga bisa menilai apakah anak mempunyai nilai estetis atau belum.  Relevansinya dengan perkembangan bahasa, anak sudah mulai bisa membaca sendiri secara pelan namun dengan kata yang sudah bermakna semisal, kata baca, saya, dari.
    c. membaca pola kartu dari bermacam-macam tingkat kesulitan.
            Di poin ini anak sudah berkembang sangat baik di motoric halus dan bahasa (keaksaraan). Anak sudah berkembang sangat baik koordinasi mata dan tangannya, anak mampu membaca. Konsekuesinya yaitu anak sudah mampu untuk diajarkan menulis.

            Sungguh akan bermakna sekali jika setiap guru TK maupun PAUD mampu memahami dan melaksanakan tiap tahapan meronce, artinya bahwa guru tidak mencederai fitrah karena anak distimulus sesuai tahapan kemampuannya. Selalu ada harapan menuju kesana! Semoga bermanfaat! 

Hasil gambar untuk pixabay-gambar manik manik
pixabay.com
Hasil gambar untuk pixabay-gambar manik manik

Senin, 19 November 2018

5 Hal yang Harus Dilakukan Kepada Keluarga si Sakit


            Sakit, sesuatu yang tidak mengenakkan. Tak semua orang ingin sakit. Namun, siapa yang bisa mengelak dari takdirNya? Seperti saat Julia Perez sakit, Titi Qadarsih sakit kemudian Ari lasso juga sakit , siapa yang bisa mengelaknya? Jangankan artis, orang-orang yang bergerak di dunia kesehatan, seperti dokter, perawat, bidan dan lainnya yang notabene tahu cara menangani sakit, juga tidak bisa menolak sakit.
Tak semua  sakit dianggap sebagai azab atau siksa dunia. Justru inilah sebaik-baik pengingat akan kematian dan dosa kita. Sehingga sakit adalah saat yang tepat untuk memohon ampun kepada yang Kuasa. Semakin sering memohon ampun kepadanya, maka disinilah letak keikhlasan kita akan takdirNya muncul. Namun, kadangkala keblinger ya, orang selalu mengingatkan dan menyarankan si Sakit untuk  istigfar atau mohon ampun kepada Pencipta. Sudahkah yang sehat demikian? Karena permohonan ampun adalah untuk semua, bukan hanya untuk si sakit.
 Sakit juga tak selalu pahit. Bukan berarti bila sakit kita berat merupakan azabNya. Justru ketika sakit akan muncul hikmah yang dirasakan, seperti: 1. Karib kerabat kita akan saling mendoakan demi kesembuhan si Sakit, 2. bertemunya family dan teman, 3. Sakit merupakan sebaik-baiknya nasihat karena sakit merupakan alarm kematian, 4. Sakit sebagai penggugur dosa, 5. meringankan beban fitnah/siksa kubur atau  di akhirat nanti.
Ketika sakit, peran keluarga tentu sangat penting dan berarti. Tanpa keluarga yang mendampingi, orang yang sakit akan berat menjalani kondisi sakitnya. Namun, terkadang kita lupa akan peran keluarga. Perhatian kita terlalu bertumpu pada si Sakit ketika menengok. Kita lupa untuk membesarkan hati keluarga si Sakit. Lalu apa yang harus dilakukan? Berikut 5 hal yang harus dilakukan, antara lain:
1. beri dukungan moral maupun finansial
2. doakan yang terbaik, karena kita tidak tahu hal mana saja yang terbaik buat si Sakit
3. berikan bantuan informasi (misal tempat laundry di sekitar rumah sakit, dan lainnya) untuk meringankan bebannya selama menjaga si Sakit,
4. sering-sering berkunjung untuk mendengar keluhan ataupun cerita keluarga si Sakit sambil menanyakan kebutuhan apa saja yang mungkin bisa dibawakan ketika kunjungan berikutnya, serta perhatikan pula asupan gizi keluarga si Sakit agar tidak ikut down ketika merawat si Sakit
5. bawakan oleh-oleh sesuatu yang disukai keluarga pasien serta berikan kisah-kisah tokoh tertentu yang memberikan semangat, baik berupa buku atau video. Terus pompa semangat keluarga si Sakit agar semangat berdoa dan berusaha untuk si Sakit.
            Akhirnya, tanamkan pada keluarga bahwa bagaimanapun kondisi si Sakit, entah itu penyakit ringan maupun berat, tetaplah berpikiran positif bahwa inilah kondisi terbaik yang dialami. Ketika usaha keluarga menangani ataupun mengobati sudah terbaik, tempat berobat terbaik, dokter terbaik dan ikhtiar yang lain sudah terbaik, maka pujilah usaha keluarga si Sakit. Besarkan hati keluarga bahwa akan mendapatkan hasil yang terbaik dari Nya. Doa yang tulus dari kita, in sya Alloh akan diraasakan pula oleh keluarga si Sakit.

Semoga bermanfaat!

pixabay.com
Hasil gambar untuk pixabay-gambar kartun pasien dan keluarga

Minggu, 18 November 2018

PKB in Love, Guru Pembelajar

"Aduh, minggu harusnya libur malah ada kegiatan"
"Ah, PKB buat apa. Aku belum nuptk kok. Ga bakalan ngaruh apa apa"

Ujaran-ujaran seperti itu mungkin sering muncul ketika kegiatan guru pembelajar dimulai. Biasanya kegiatan berlangsung selama 2 hari full tatap muka, 10 hari untuk mengerjakan tugas, dan 1 hari untuk membahas tugas serta 1 hari untuk post test.

Memang betul, belum ada manfaat yang signifikan ketika guru belum bernuptk lalu mengikuti PKB.

Memang betul, materi yang disampaikan itu itu saja dan hanya teori, apalagi tutornya adalah teman sejawat bukan profesional.

Namun, pernahkah mencoba memaknai PKB dari berbagai sisi?

Baiklah kita urai satu persatu ya,,
1. Ajang silaturahmi dengan guru guru lain. 1 kelas terdiri dari 40 guru dengan 2 tutor.

2. Bisa saling berbagi info tentang keguruan, kedinasan, kesiswaan ataupun lainnya

3. Menambah wawasan sesuai materi PKB yang didapat

4. Sebagai.ajang pengembangan diri
Ga mau kan kita menjadi guru yang stagnan, tidak ada tambahan pengetahuan dll. Padahal profesi  kita ini sangat berpotensi mendptkan amal.jariyah lho.

"Ah yang dipelajari juga ilmu dunia, bukan ilmu agama yang bisa untuk.amal jariyah"

Aih nyinyir lagi hahaha

Begini ya, walau PKB itu hanya ilmu dunia, tapi ini merupakan saraana alias alat untuk menerapkan ilmu agama yang kita ajarkan nanti ke Anak usia dini.

See, make it simple for everything,
Koneksikan segala ilmu untuk bekal amal jariyah kita

5. Sebagai ajang untuk patuh pada aturan.pemerintah. ini sunnah ya mengikuti aturan.pemerintah, in sy alloh mendapat pahala.

Di antara prinsip-prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah wajibnya taat kepada pemimpin kaum Muslimin selama mereka tidak memerintahkan untuk berbuat kemaksiyatan, meskipun mereka berbuat zhalim. Karena mentaati mereka termasuk dalam ketaatan kepada Allah, dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah wajib.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ
“Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya) dan ulil amri di antara kalian.” [An-Nisaa: 59]
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَطاَعَةَ فِي مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ.
“Tidak (boleh) taat (terhadap perintah) yang di dalamnya terdapat maksiyat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebajikan”


Read more https://almanhaj.or.id/1399-ahlus-sunnah-taat-kepada-pemimpin-kaum-muslimin.html



Akhirnya, biarlah aku menjadi ahlu seminar, ahlul pelatihan, yang penting bukan ahlul bid'ah hehehe #ups
#piss

Mari semangat para guru pembelajar!

PKB in Love

PKB tak hanya belajar berliterasi,
PKB tak.hanya untuk sertifikasi,
PKB tak hanya untuk gengsi,

Tapi,
PKB bagiku untuk beramal.jariyah,
Agar tak sekedar menjadi guru biasa tapi luar biasah,
In sya Alloh

*PKB= Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
NUPTK= Nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan


Jumat, 05 Oktober 2018

TAhapan Menggambar Anak Usia Dini


 “Adik, gimana sih disuruh gambar kok malah corat-coret seperti benang ruwet saja! Ayo gambar apel!, “ kata seorang guru. Pernah merasakan kesulitan seperti itu? Apa yang kita anggap mudah, terkadang masih dirasakan sulit oleh anak usia dini. Apa yang salah? Apakah kita memberikan materi yang terlalu sulit? Atau anak yang belum berkembang sesuai harapan?

Berikut akan dipaparkan tahapan menggambar bagi anak usia dini (AUD). Menurut standar tingkat pencapaian perkembangan anak (STPPA) Permendiknas Nomor 137 tahun 2014, bahwa lingkup perkembangan anak usia dini salah satunya meliputi lingkup seni. Lingkup seni ini meliputi kemampuan mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta kemampuan mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, serta drama.

Terkait dengan seni lukis, maka menurut STPPA pada usia 4-5 tahun, anak tertarik menggambar objek di sekitarnya, seperti gambar mainannya, gambar buah, pohon dan lainnya. Sedangkan untuk STPPA usia 5-6 tahun, maka anak akan menggambar berbagai macam bentuk yang lebih beragam dan melukis dengan berbagai cara dan objek.

Sebenarnya, apa perbedaan menggambar dan melukis? Menggambar adalah aktivitas ekspresif dalam membuat gambar dengan menggunakan kertas sebagai media, sementara alatnya adalah bolpoin, pensil warna, krayon dan pensil. Untuk hasil gambar biasanya tidak ada aliran tertentu.

Sedangkan melukis adalah kegiatan seni dalam menciptakan lukisan dengan menggunakan kanvas sebagai media, sementara alat yang digunakan untuk melukis adalah cat air, cat minyak kuas dan sebagainya. Untuk seni lukis terdapat beberapa aliran yang masing-masing unik seperti kubisme, naturalisme, ekspresionisme dan lain-lain.

Bagi anak usia dini, menggambar mempunyai banyak manfaat. Salah satunya untuk mengembangkan atau mestimulus psikomotorik yakni motorik halus anak. Untuk menilai atau mengevaluasi lingkup psikomotorik anak, yaitu dengan observasi atau pengamatan langsung. Observasi dalam PAUD, merupakan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan anak.

Hasil dari menggambar ini akan menambah hasil karya anak yang bisa didokumentasikan menjadi portofolio atau rekam jejak kegiatan. Rekam jejak atau portofolio ini akan memudahkan guru untuk menilai apakah anak terebut sudah memenuhi STPPA atau belum.

Berikut manfaat kegiatan menggambar bagi anak usia dini, antara lain: a) merangsang dan membangkitkan otak kanan sehingga anak mempunyai kreatifitas dan imajinasi yang tinggi; b) menumbuhkan rasa ingin tahu anak tentang hal yang akan digambar; c) anak juga terstimulus perkembangan motorik halusnya;, d) meningkatkan rasa percaya diri dan optimisme karena anak mampu mengungkapkan ide-idenya dalam menggambar.

Menurut para ahli pendidikan anak seperti Kerchensteiner, Cyril Burt, Victor Lowenfeld, bahwa ada pembagian masa dalam menggambar pada tiap tahapan umur anak. Secara umum, masa-masa itu terbagi dalam beberapa bagian: 1) masa mencoreng (usia 2-4 tahun), anak menggores tanpa aturan dan arah. Anak masih belum mampu mengendalikan tangannya; 2) masa pra bagan (usia 4-7 tahun), anak mulai mampu menggambarkan objek yang akan digambar. Seperti menggambar kepala berbentuk lingkaran, tangan dengan bentuk panjang, dan lain-lain.  Anak juga sudah mampu mengendalikan arah dan tangannya; 3) masa bagan (usia 7-9 tahun), yaitu anak sudah memahami konsep objek yang akan digambarnya. Anak juga mengetahui apa-apa saja yang mampu menghidupkan gambarnya, seperti penambahan gambar isi rumah ketika menggambar rumah, ada pohon di depan gambar rumah, ada gambar bendera di sekolah, dan lain-lain.

Ada juga ahli pendidikan yang membuat tahapan-tahap
an menggambar sebagai berikut.


Tahap 1, coretan awal; coretan acak; coretan-coretan selalu berhubungan seolah-olah "krayon" tidak pernah lepas dari kertas.

Tahap 2, coretan terarah, tanda-tanda tertentu (seperti garis-garis atau titik-titik) diulang-ulang; biasanya berbentuk lonjong; tanda-tanda itu belum berhubungan.

Tahap 3, penambahan pada bentuk- bentuk lonjong; yang sering ditambahkan garis-garis dan titik-titik, biasanya garis-garis menyebar dari bentuk lonjong dan titik-titik di dalam bentuk lonjong.

Tahap 4, mulai muncul gambar “Kepala Besar”; titik-titik dan garis-garis dalam bentuk lonjong menyerupai wajah; mengambang di atas kertas (tahap 1-4 merupakan tahapan untuk kelompok Play Group);

 Tahap 5, gambar ”Kepala Besar” dengan mulai muncul gambar kaki mengambang di atas kertas.

Tahap 6, gambar “Kepala Besar” dengan kaki dan bagian-bagian badan lainnya khususnya tangan, mengambang di atas kertas. Muncul tulisan dalam bentuk. Huruf mengambang seperti garis-garis.

Tahap 7, “Kepala Besar” dengan bentuk batang sebagai badan dan anggota-anggota tubuh lainnya, mengambang di atas kertas.

Tahap 8, “Kepala Besar” dengan bentuk batang tertutup, bentuk batang berisi, atau bentuk batang segi tiga sebagai badan dan anggota-anggota tubuh lainnya, mengambang di atas kertas. (Tahap 5-8 merupakan tahapan untuk kelompok TK A)

Tahap 9, gambar rumah sederhana yang menyerupai wajah; objek-objek sederhana lainnya (seperti kupu-kupu atau bunga-bunga), mengambang di atas kertas. Pada tahap ini anak sudah bisa mengendalikan tangannya, sudah mempunyai konsep objek yang digambar. Sehingga pada tahap 9 ini, anak baru diperbolehkan untuk mewarnai.

Tahap 10, bagian paling bawah kertas digunakan sebagai garis dasar dan gambar-gambar objek yang bisa dikenali ditempatkan di situ, objek-objek ditempatkan secara tepat di langit, di samping rumah di bagian paling bawah kertas, dan seterusnya.

Tahap 11, sebuah garis dasar menopang rumah dan/atau objek-objek lain. Konsep tanah dan proporsi gambar dan lukisan mulai terlihat. Variasi gambar mulai kompleks: ada rumah, orang, pohon, bunga, awan, dan binatang.

Tahap 12, garis dasar mulai muncul sebagai garis batas langit, menunjukkan anak mulai sadar ruang dua dimensi; objek-objek diletakkan dengan tepat (Tahap 9-12 merupakan tahapan kelompok TK B). Untuk kelompok TK B, anak harus mewarnai sesuai dengan konsep riilnya, misalkan gambar daun segar berwarna hijau, daun kering berwarna kuning/coklat, dan lain-lain.

Nah, dalam melakukan tiap tahapan menggambar perlu diperhatikan pula hubungannya dengan tema dan bidang pengembangan lain seperti nilai agama, moral, sosial, bahasa, kognitif, dan lain-lain.  Tak lupa ciptakan kegiatan menggambar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan agar makin tumbuh rasa kepercayaan diri anak serta karakter positif lainnya.

Interaksi anak dan guru juga perlu diperhatikan dalam kegiatan menggambar. Dalam hal ini guru dan anak bisa berkomunikasi, seperti adanya tanggapan guru tentang apa yang digambar anak, anak menceritakan apa yang digambarnya, dan lain-lain. Intinya adalah kegiatan seni menggambar juga tak kalah penting dengan kegiatan lainnya untuk menstimulasi kemampuan awal menulis anak. *(artikel ini dimuat di laman anggunpaud pada 18 september 2018)

Sumber: • Permendikbud 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini • Permainan Kreatif Untuk Anak Usia Dini, Anggani Sudono dkk, PT Sarana Bobo Jakarta, 2007.


Minggu, 30 September 2018

Telaga Nilem Membuat Hati Adem

Bismillah,

Dear readers,

"Senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, ahad itu nama nama hari"

Begitulah Jelita anakku mendendangkan lagu tersebut berulang-ulang dengan nada yang naik turun. Berhubung emaknya lagi sensitif karena deadline tulisan, jadi bukannya terhibur mendengar lagu tersebut eh malah merasa tersindir. Lah kok tersindir? Rasanya aku seperti mendengar Jelita nyindir "Eh, bentar lagi wiken nih. Mau pergi kemane, Mak?"

Dan, emakpun langsung melihat kalender, ada acara apakah wiken ini?

Qodarullah, wiken ini ada acara piknik bareng guru TKIT IBNU ABBAS Cirebon dalam rangka syukuran atas hasil B untuk akreditasi TK.


Alhamdulillah, piknik gratisan. Kapan lagi bisa piknik? Secara karakter kami sekeluarga males travelling kalau ga ada yang ajak. Alhasil, benar kan hanya aku dan JelIita yang berminat ikut. Ayah dan Fikri pilih di rumah sambil ngemil kacang rebus yang sengaja ku sisihkan. Kacang ini bekal ngemil selama di Telaga Nilem.

Oke, kita berangkat dri Cirebon sekitar jam setengah 9 dan sampai di lokasi kurleb jam 9 nan lewat dikit hehehe.

Lokasi yang bikin hati langsung adem ini begitu memikat. Karena apa?letaknya yang cukup dekat dengan rumahku di Talun cirebon. Telaga nilem berlokasi di desa kaduela, kecamatan pasawahan, kuningan.
Merupakan telaga yang berada satu kawasan dengan hutan wisata Telaga remis yanng mempunyai luas sekitar 13 hektar. Masih ada 7 telaga lainnya yaitu telaga leat, telaga deleg, telaga leutik, telaga buruy, telaga tespong, situ ayu salintang dan sumur jalatunda.

Telaga nilem dengan air yang jernih sampai terlihat dasar kolam yang penuh bebatuan dan ganggang. Dingin meyelimuti badan kala berenang.

Terkait fasilitas, sudah tersedia musola, toilet tang bersih dan banyak dengan tarif 2000, kemudian parkiran yang luas (tarif parkir motor 3000 dan mobil 5000). Tiket masukpun terjangkau, cukup membayar kocek 15 ribu per orang. Warung dan gazebo tersedia, pilihan menunya pun menarik yaitu khas ikan bakar ataupun goreng dengan pilihan sambelnya yang menggoda.


Ohya ada penginapan maupun perkemahan yang bisa dijadikan alternatif kala menginap.

Bagi yang suka travelling, ada tips nih ketika berwisata di telaga nilem: berhati-hatilah dengan dasar kolam yang bebatuan kaarena licin dan dikhawatirkan ada bgaian batu yang tajam. Juga mengenai kedalaman kolam yang tidak sama. Paaling dalam sekitar 4 meter dan yang dangkal sekitar 1 meter. Jangan lupa juga bawa jaket dan perlengkapan lain untuk.menghangatkan tubuh seperti kayu putih dan lain lain.

Pesanku mubgkin lebih ke dinas terkait agar segera membenahi wisata telaga nilem agar lebih banyak diminati para wisatawan.

Satu kesan mendalamku pada telaga nilem,,bikin hati adeeem mak nyes.. bagaimana? Tertarik berkunjung?


Rabu, 26 September 2018

PArenting kala genting

Bismillah,

Dear readers,



Setiap orang tua dan guru menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Namun, butuh perjalanan yang berliku untuk memperolehnya. Apalagi di era milenial yang penuh hal baru, tentlah kita membutuhkan amunisi yang tepat untuk menjawab bagaimana kita menstimulus potensi anak, menumbuhkan karakter positif anak. Pasti semuanya butuh proses yang bertahap.
 Ketika anak berperilaku negative, belum lagi menghadapi anak yang berkepribadian minyak, wah! Semua butuh ilmu dan sharing dengan pihak lain. Karena sharing adalah caring, buku ini hadir sebagai bentuk caring penulis terhadap para pendidik dan orang tua dalam menghadapi kegentingan dalam parenting.
 Have a nice reading!

Cp: 081803873866

OPEN PRE ORDER BUKU BARU!
PO 26 September – 6 Oktober 2018

Judul: Parenting Kala Genting
Penulis: Nur Fitri Agustin
Jenis: Motivasi

Blurb:




Jumat, 21 September 2018

TIPS BEPERGIAN BERSAMA BUAH HATI



            “Naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali. Kiri kanan, ku lihat saja, banyak pohon cemaraa” Ayah Bunda, masih ingat kan lagu tersebut? Lagu itu mengajak anak-anak untuk melihat pemandangan di sekitar pegunungan. Keceriaan dan kegembiraan sangat jelas tergambar dalam lagu tersebut. Hal ini tentu
            Dari segi kognitif, melihat alam dan sekitarnya, atau jalan – jalan ke museum, kebun binatang, dan lainnya akan meningkatkan pengetahuan serta wawasan anak. Dan juga, siapa tahu dengan traveling bisa untuk mengetahui minat dan bakat anak?
            Terkait perkembangan sosial emosional anak, ternyata bepergian atau travelling bisa mempererat ikatan ayah bunda dan anak, menumbuhkan sikap berani, menumbuhkan rasa ingin tahu, peka terhadap lingkungan.
            Melalui bepergian atau travelling, anak akan bergerak bebas mengeksplor fisiknya untuk bergerak seperti berlari, meloncat sehingga perkembangan motorik anak makin berkembang.
            Bagaimana dengan perkembangan bahasa anak apakah melalui traveling atau bepergian bisa terstimulus? Tentu iya, karena anak akan mempunyai kenangan ketika bepergian atau travelling kemudian anak akan mengungkapkan kenangan tersebut melalui lisan (bercerita) maupun tulisan.
            Dari aspek nilai agama moral, bepergian atau traveling bisa untuk menanamkan syukur, mengenal ciptaanNya, sehingga anak akan mempunyai keyakinan kepada sang Pencipta.
            Melalui bepergian atau travelling, aspek perkembangan anak akan terstimulus sehingga kita sebagai orangtua akan mudah untuk mengamati minat dan bakat anak. Lalu bagaimana mempersiapkan bepergian atau travelling bersama anak?
            Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dengan cermat. Tak perlu membawa baju yang banyak, asalkan segera cuci baju bila ada yang kotor agar ketersediaan baju bersih memadai. Perhitungkan pula berapa lama bepergian atau travelingnya.
            Siapkan mainan, cemilan agar anak tidak bosan dalam perjalanan. Bila anak terlihat lelah di perjalanan, ajak anak mengikuti permainan sederhana atau mendengarkan cerita dari orangtua maupun video.
            Perhatikan kesehatan anak. Dan sediakan selalu obat-obatan yang dibutuhkan apabila anak  kurang fit di perjalanan. Hal yang kadang membuat terlena ketika bepergian atau traveling yaitu tentang makanan. Biasanya kita membeli makanan di sembarang tempat, minum es yang seharusnya dihindari. Pilih makanan yang terjaga komposisi vitaminnya sehingga membuat anak penuh tenaga saat traveling atau bepergian.
            Lalu sounding ke anak jadwal bepergian atau travelling. Ceritakan kepada  anak akan kemana saja, disana akan melakukan apa, sehingga anak akan senang. Saat sounding jadwal bepergian atau traveling merupakan saat yang tepat untuk menjelaskan aturan bepergian atau traveling, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Sehingga ketika tiba saatnya bepergian atau traveling, kita tinggal mengingatkannya saja.
            Bepergian atau travelling harus dilakukan dengan ceria, menyenangkan dan penuh manfaat. Sehingga akan memberikan pengalaman positif  yang berharga untuk anak dan mudah-mudahan terbangun karakter positif pula.

 Berlelah-lelah saat bepergian atau travelling akan hilang ketika kebermanfaatannya lebih dominan. Semoga bermanfaat dan Happy Travelling!